Penembakan Massal Kembali Terjadi di Amerika Serikat, Seorang Anak Tewas Dalam Pelukan Ibunya

- 2 April 2021, 10:51 WIB
ILUSTRASI - Seorang anak laki-laki tewas di pelukan ibunya usai tertembak dalam insiden penembakan massal di Amerika Serikat, Rabu, 31 Maret 2021 malam.*
ILUSTRASI - Seorang anak laki-laki tewas di pelukan ibunya usai tertembak dalam insiden penembakan massal di Amerika Serikat, Rabu, 31 Maret 2021 malam.* /Pixabay/Skitterphoto
PR TASIKMALAYA - Pada hari Rabu malam, 31 Maret 2021, terjadi insiden penembakan massal di sebuah kompleks perkantoran Orange, California, Amerika Serikat.

Indisen tersebut mengakibatkan tewasnya empat orang, termasuk seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun, dan melukai lima lainnya.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, anak tersebut tewas dalam pelukan ibunya, ketika sang ibu mati-matian berusaha menyelamatkannya.
 
Baca Juga: Kepolisian Konfirmasi Jenis Senjata yang Dibawa Terduga Teroris ZA, Lebih Berbahaya dari Senapan Angin

Sayangnya upaya tersebut tidak berhasil, sebagaimana yang diungkapkan oleh para pejabat setempat.

Todd Spitzer, Jaksa Wilayah Orange County, menyampaikan pernyataannya dalam konferensi pers.

"Seorang anak laki-laki meninggal dalam pelukan ibunya saat ibunya berupaya menyelamatakannya dalam pembantaian yang mengerikan ini," kata Todd.
 
Baca Juga: Berantas Terorisme, Teddy Gusnaidi Sarankan Pemerintah Buka Nomor Khusus Laporan Soal Kelompok Radikal

Pertumpahan darah yang terjadi di Orange, California, menjadi insiden penembakan massal ketiga di Amerika Serikat dalam waktu kurang dari sebulan.

Sebelumnya, penembakan juga terjadi di tiga spa di wilayah Atlanta, Georgia, pada hari Selasa, 16 Maret 2021.

Kejadian tersebut menewaskan delapan orang dengan enam di antaranya adalah wanita Asia.
 
Baca Juga: Soal Ajakan Bertoleransi, Teddy Gusnaidi Lebih Sarankan Masyarakat Informasikan Tindakan Kelompok Radikal

Kemudian, penembakan juga terjadi di sebuah supermarket di Boulder, Colorado, pada 22 Maret 2021, pukul 14.40 waktu setempat dan menewaskan sepuluh orang.

Tidak seperti kasus penembakan sebelumnya, para penyidik di California menyebut bahwa pelaku penembakan mengenali korban-korbannya sehingga ia tidak menembak secara acak.

Hal ini diungkapkan oleh Letnan Jennifer Amat dari Departemen Kepolisian Orange pada konferensi pers yang sama.
 
Baca Juga: Rachland Nashidik: Moeldoko Baiknya Mundur dari KSP Bila Mau Menggugat Putusan Menkumham

"Motif awal diyakini terkait dengan bisnis dan hubungan pribadi yang terjalin antara tersangka dan semua korban," terang Jennifer.

Tersangka merupakan seorang pria berusia 44 tahun, berasal dari Kota Fullerton, California, yang bernama Aminadab Gaxiola Gonzalez.

Selain anak laki-laki tersebut, korban tewas lainnya ialah seorang pria dan dua orang wanita.
 
Baca Juga: Anies Baswedan Klaim Program Ini Terbukti Dorong Warga Jakarta Lebih Sejahtera

Insiden penembakan tersebut berawal pada hari Rabu sore, ketika tersangka memasuki kompleks perkantoran bernama Unified Homes, sebuah perusahaan yang membeli dan menjual rumah mobil.

Pihak berwenang menemukan pistol semi-otomatis dan ransel berisi semprotan merica, borgol, dan amunisi yang mereka yakini milik tersangka.

Setelah membantu wanita yang terluka yang melindungi anak laki-lakinya yang tewas, polisi menggeledah kompleks tersebut.
 
Baca Juga: Seorang Pemuda Tega Bunuh Ayahnya, Gara-gara Dibangunkan Saat Tidur Siang

Mereka menemukan seorang wanita yang tewas di lantai atas di luar ruangan, serta seorang pria dan wanita di dalam gedung kantor.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x