Kasus Covid-19 di Brasil Tembus Rekor, Jadi yang Terburuk Setelah Amerika Serikat

- 26 Maret 2021, 12:55 WIB
Kasus Covid-19 di Brasil menembus 100.158 dan kematian mencapai 2.777 dalam 24 jam terakhir. Rekor ini jadi yang terburuk setelah Amerika.*
Kasus Covid-19 di Brasil menembus 100.158 dan kematian mencapai 2.777 dalam 24 jam terakhir. Rekor ini jadi yang terburuk setelah Amerika.* /PIXABAY/geralt
PR TASIKMALAYA - Kamis, 25 Maret 2021, Brasil mencatatkan rekor penambahan kasus Covid-19 yang mencapai 100.158 kasus dalam 24 jam. 
 
Tembusnya jumlah pasien Covid-19 dalam satu hari yang mencapai lebih dari 100.000 tersebut menjadi krisis politik besar bagi Presiden Brasil, Jair Bolsonaro.
 
Selain rekor penambahan kasus positif Covid-19, rekor kematian akibat Covid-19 di Brasil juga meningkat, di mana terdapat 2.777 kematian.
 
 
Dengan jumlah tersebut, total angka kematian akibat covid-19 di Brasil mencapai 300.000 orang.
 
Jumlah tersebut menjadikan Brasil sebagai negara dengan angka kematian terburuk di dunia setelah Amerika Serikat.
 
Wabah yang terdapat di Brasil telah mencetak rekor mingguan yang disebabkan karena peluncuran vaksin yang tidak merata.
 
 
Selain itu, kurangnya koordinasi nasional serta adanya varian baru virus Covid-19 menjadi penyebab tingginya kasus di Brasil.
 
Terkait dengan hal tersebut, banyak kritikus termasuk dari anggota parlemen senior yang menyalahkan Bolsonaro terkait penanganan pandemi yang dilakukannya.
 
Presiden Brasil itu telah menuai kritik tajam atas upaya lockdown yang dilakukan serta banyaknya keraguan terhadap vaksin Covid-19.
 
 
Bolsonaro juga menghadapi seruan dijana terdapat desakan untuk mengganti kan Menteri Luar Negeri, Ernesto Araujo karena kegagalannya dalam menangani Covid-19.
 
Menurut Rodrigo Pacheco selaku Presiden Senat, kebijakan luar negeri Brasil harus segera diperbaiki dan hal itu tergantung pada Presiden Bolsonari untuk memutuskan apakah dirinya akan menggantikan Araujo atau tidak.
 
Arauji telah menghadapi kritik terkait penolakannya terhadap vaksin dari China dan lebih memilik dosis dari persediaan vaksin di Amerika Serikat.
 
 
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters menyebutkan bahwa Presiden Bolsonari tidak ingin kehilangan Araujo yang merupakan penggemar dari mantan presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
 
Namun, terdapat kabar juga bahwa Araujo akan ditinggalkan oleh presiden Brasil.
 
Presiden Bolsonaro yang sebelumnya mempertanyakan terkait terburu-burunya membeli vaksin Covid-19 telah berjanji untuk melakukan vaksinasi Covid-19 dengan target 1 juta dosis per hari.
 
 
Namun selama seminggu terakhir, dosis vaksin Covid-19 yang telah diberikan baru mencapai 350.000 dosis per hari.
 
Paulo Guedes selaku Menteri Ekonomi menyarankan agar sektor swasta dapat membantu untuk mempercepat vaksinasi.
 
Pihaknya meminta untuk membeli persediaan vaksin Covid-19 dan menyumbangkannya kepada pemerintah.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x