Tengah Gelar Pesta, Dua Orang Tewas Dalam Tragedi Penembakan di Rochester New York

20 September 2020, 12:04 WIB
Ilustrasi penembakan /suryakepri.com

PR TASIKMALAYA - Dua orang ditemukan tewas dengan empat belas luka tembak dalam insiden penembakan di Rochester, New York pada Sabtu, 19 September 2020 pagi.

Kejadian ini terjadi di pesta halaman belakang rumah yang dihadari lebih dari 100 orang, tepatnya di Pennsylvania Avenue, di sebuah kediaman yang terletak tidak jauh dari Rochester Public Market.

Identitas kedua korban, satu pria dan satu wanita, untuk sementara belum dipublikasikan karena menunggu pemberitahuan dari keluarga terdekat.

Baca Juga: Siap Bekerja di Washington, Dubes RI untuk Amerika Serikat Sampaikan Salam Hangat Presiden Jokowi

Kepala kepolisian setempat, Mark Simmons mengatakan, kedua korban berusia akhir belasan atau awal 20-an.

"Ini benar-benar tragedi dengan proporsi yang luar biasa. Enam belas korban adalah jumlah yang luar biasa, dan untuk masyarakat kita yang saat ini mengalami begitu banyak hal harus berurusan dengan tragedi ini.

"Anda tidak harus, karena orang yang telah memutuskan untuk bertindak dengan kekerasan semacam ini sangat disayangkan dan memalukan, dan kami akan melakukan semua yang kami bisa sebagai departemen untuk membawa orang-orang yang terlibat itu ke pengadilan," kata Simmons.

Baca Juga: Salah Satu Jenderalnya Dibunuh AS, Iran Sampaikan Ancaman untuk Balas Dendam 1.000 Kali Lipat

Simmons menyebut, tak ada satu pun dari luka tembak yang diderita empat belas korban penembakan diyakini mengancam nyawa. Sementara itu, dua orang lainnya mengalami luka-luka saat berusaha melarikan diri dari kejadian.

Menurut pernyataan dari Rochester Police Department yang dirilis Sabtu malam, usia mereka berkisar dari 17 hingga 23 tahun.

Simmons mengungkapkan, belum ada tersangka yang tertangkap dan belum ada motif kekerasan yang diketahui. Dia mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui apakah ada beberapa penembak yang bertanggung jawab.

Baca Juga: AS Blokir Unduhan TikTok dan WeChat di Negaranya, Tiongkok Coba 'Rayu' Pemerintahan Donald Trump

Jasmin Lopez dan John Santiago terbangun saat tengah malam karena mendengar tembakan. Mereka menemukan dua remaja bersembunyi di jalan masuk mobil di rumah mereka.

“Mereka terlihat sangat ketakutan. Kkemudian mereka masuk ke dalam mobil dan pergi. Banyak anak-anak yang muntah, mereka berdarah dan bersembunyi di balik semak-semak,” Jasmin Lopez bercerita.

Jasmin kemudian mencoba untuk menghubungi 911 dua kali, tetapi tidak mendapat jawaban. Ketika polisi tiba, puluhan orang berlarian dari tempat kejadian dengan banyak orang yang sudah tertembak.

Baca Juga: Kasus Virus Corona Bertambah Banyak dalam Satu Hari, Garut Kini Masuki Gawat Darurat Covid-19

Di tahun 2020, penembakan dan pembunuhan telah meningkat di antara banyak komunitas di AS, termasuk di Rochester. Pihak berwenang telah menunjuk wabah virus corona sebagai pemicu utamanya.

Pandemi telah sangat memperlambat aktivitas ekonomi pada saat masyarakat diharuskan untuk menjaga jarak secara sosial hingga menutup banyak aktivitas umum, membuat para remaja yang berada di lingkungan kelas bawah merasa bosan dan frustrasi.

Tingkat kekerasan pada hari Sabtu pagi itu dianggap sebagai penembakan massal, yang didefinisikan sebagai insiden di mana empat orang atau lebih ditembak secara fatal atau sebaliknya.

Baca Juga: Prediksi 'Mengerikan' dari Ilmuwan Tiongkok: 70 Persen Populasi Dunia Akan Terdampak Covid-19

Insiden pesta rumah tersebut telah mengerdilkan semua penembakan massal yang pernah terjadi di Rochester tahun 2015, ketika saat itu Rochester menjadi wilayah utama dengan insiden penembakan terparah di New York.

Tahun itu, enam orang tewas dan dua belas orang luka-luka dalam total empat penembakan massal.

Di antara penembakan massal tahun itu adalah penembakan Boys and Girls Club, di mana tiga orang tewas dan empat lainnya luka-luka pada 19 Agustus 2015.

Baca Juga: Usai Larang Warga AS ke Indonesia, CDC Dikritik Soal Perubahan Pedoman Covid-19 yang Tak Konsisten

Menurut Gun Violence Archive (arsip kekerasan senjata), di tahun 2020 ini telah terjadi 454 penembakan massal di seluruh Amerika hingga hari Jumat kemarin. Sekarang, jumlah itu telah menjadi 455 kasus.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: MSN

Tags

Terkini

Terpopuler