Produksi Pangan Hampir Terhenti, Penduduk di Jalur Gaza Terancam Kelaparan

17 November 2023, 14:18 WIB
Ilustrasi kelaparan: Sepasang suami istri Sutikno (56) dan Sriutami (50) di Ciamis Jawa Barat sering tidak makan karena tidak punya uang. Ia mengaku pernah tidak makan selama dua hari. /Pixabay/

PR TASIKMALAYA - Para penduduk di Jalur Gaza yang berada dalam kepungan Israel kini terancam kelaparan. Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Program pangan Dunia (WFP) Abeer Etefa pada Kamis, 16 November 2023 waktu setempat.

Menceritakan kondisi di wilayah kantung Palestina, ia menyebut jika kondisi penampungan yang padat, tak ada air bersih dan datangnya musim dingin lebih cepat hingga ketidakamanan akan mengancam orang-orang kelaparan.

Tak hanya itu, ia menyebut jika kondisi penduduk di Gaza setiap harinya semakin putus asa untuk mencari makanan berupa roti dan makanan pokok. Menurutnya, roti merupakan sesuatu yang mewah bagi penduduk di situ saat ini.

Ia pun menceritakan jika pihaknya mulai menemukan kasus dehidrasi dan kekurangan gizi setiap harinya. Persediaan makanan dan minuman di jalur Gaza hanya 10 persen sejak konflik dimulai.

"Produksi pangan hampir terhenti total," ungkapnya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA.

Baca Juga: Update Kondisi Terbaru di Gaza: Kehabisan Bahan Bakar, Layanan Komunikasi dan Internet Berhenti

Ia pun menyebut jika 2,2 juta penduduk yang seluruhnya hampir populasi di Jalur Gaza membutuhkan bantuan makanan. Ia menyatakan jika mereka akan merasa beruntung jika menemukan sesuatu yang bisa dimakan.

Kebutuhan di Gaza saat ini sangat meningkat dan ia berharap jika jumlah truk yang melintas ke perbatasan yang mengirim bantuan dapat ditingkatkan dengan seiring melonjaknya kebutuhan pangan di wilayah tersebut.

Saat ini, tidak ada cara untuk memenuhi kebutuhan kelaparan saat ini dalam kondisi yang jauh dari kata aman. Ia berharap jika ada akses yang aman untuk menyalurkan bantuan ke Gaza.

Sementara itu, Touma mengatakan jika saat ini Gaza seperti habis dilanda gempa, bedanya, semua hal ini adalah ulah manusia. Ia kemudian menceritakan kondisi yang dialami oleh anak-anak di sana.

Di penampungan, katanya, anak-anak butuh waktu dua hingga tiga jam untuk dapat menggunakan kamar mandi serta memohon untuk bisa mendapatkan sepotong roti dan seteguk air.

"Semua ini membawa kita kembali ke abad pertengan," ujarnya.

Baca Juga: Update Konflik Israel-Palestina: Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza mulai Diserang

Sejak serangan dilancarkan Israel, setidaknya ada 11.500 warga Palestina tewas, 7.800 perempuan dan anak-anak serta 29.200 mengalami luka-luka menurut data resmi dari otoritas Palestina.***

 

 

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler