Makin Menjadi, Penjajah Israel Serang Iringan Ambulans hingga Tewaskan 15 Orang

4 November 2023, 19:32 WIB
Iringan ambulans dekat RS al-Shifa Gaza mengalami penyerangan udara oleh penjajah Israel. /Anas al-Shareef/

PR TASIKMALAYA - Aksi genosida yang dilakukan penjajah Israel semakin hari semakin tak terkendali, kali ini Israel menyerang iringan ambulans yang membawa pasien kritis dari Rumah Sakit al-Shifa ke perbatasan Rafah Mesir.

Menurut tenaga kesehatan yang bertugas, serangan udara penjajah Israel tersebut telah menewaskan 15 orang dan membuat 16 orang lainnya luka-luka.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Ashraf al-Qudra menyatakan bahwa saat itu iringan ambulans tengah membawa banyak pasien yang sedang kritis.

"Kami memberi tahu Palang Merah dan Bulan Sabit (PRCS), kami memberitahu seluruh dunia, bahwa para korban mengantri di ambulans tersebut," kata Al-Qudra seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Aljazeera.

Baca Juga: Warga Gaza Utara Bergantung ke RS Indonesia, Mirisnya Kekurangan Listrik dan Cuma Pakai 1 Generator

Dalam salah satu pernyataan, PRCS mengungkapkan bahwa konvoi ambulans meninggalkan RS al-Shifa pukul 16.05 waktu setempat. Usai menempuh perjalanan 4 km, konvoi ambulans terpaksa kembali karena tertimpa bebatuan dan terjadi penembakan di al-Rashid.

Salah satu ambulans milik Kementerian Kesehatan Palestina bahkan ditarget secara langsung oleh sebuah rudal dari penjajah Israel, yang berjarak tidak lebih dari 1 km dari RS al-Shifa.

"Penargetan yang disengaja terhadap tim medis merupakan pelanggaran berat terhadap Geneva Convention, dan merupakan kejahatan perang," ujarnya menambahkan.

Menurut kesaksian seorang fotografer Palestina, Abdul Hakim Abu Reyash, banyak orang dan pedagang yang berada di luar rumah sakit al-Shifa saat penyerangan terjadi.

Baca Juga: Serukan Gencatan Senjata, Senator AS Berikan Syarat agar Perang Palestina-Israel Bisa Berhenti

Reyash menyatakan bahwa kebanyakan korban yang terluka di ambulans adalah perempuan.

Penyerangan tersebut pun diakui oleh pihak penjajah Israel. Mereka menyatakan bahwa salah satu pesawatnya menabrak ambulans karena menilai mobil itu digunakan oleh unit Hamas.

Militer Israel menuturkan bahwa Hamas menggunakan ambulans untuk mengangkut pejuang dan senjata. Namun mereka tak memberikan bukti yang mendukung klaim tersebut.

Mereka bahkan menyatakan bahwa sejumlah pejuang Hamas tewas dalam penyerangan tersebut.

Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengaku kaget dengan berita serangan Israel terhadap konvoi ambulans di RS al-Shifa.

Baca Juga: Update Situasi Jalur Gaza: Netanyahu Tolak Gencatan Senjata, Israel Tetap Lakukan Serangan Genosida

Dalam cuitannya, Tedros bahkan menegaskan bahwa pasien, petugas medis, hingga fasilitas ambulans harus dilindungi.

"Kami tegaskan kembali, pasien, petugas kesehatan, fasilitas dan ambulans harus selalu dilindungi," ujar Tedros dalam cuitan di akun X miliknya.

Sebelum itu, perlu diketahui bahwa RS al-Shifa yang merupakan rumah sakit terbesar di Gaza mengalami kepadatan yang cukup parah, dengan tingkat keterisian tempat tidur sebesar 164 persen.

Sejak terjadinya pembataian yang dilakukan penjajah Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, pihak berwenang Palestina menyebut sudah ada lebih dari 9.200 orang yang tewas dan 32.000 orang mengalami luka-luka di Gaza.***

Editor: Wulandari Noor

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler