PR TASIKMALAYA – Israel beberapa waktu lalu menolak untuk melakukan gencatan senjata dan masih menggempur Jalur Gaza dengan korban warga Palestina yang terus berjatuhan.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan peperangan ini telah menewaskan lebih dari 10.800 orang, termasuk 9.227 warga Palestina.
Tindakan yang dilakukan oleh Israel di Gaza juga membuat warga Palestina dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Pasokan kebutuhan pokok, air, hingga obat-obatan semakin menipis.
Situasi semakin mengkhawatirkan tatkala hanya ada satu rumah sakit saja yang memiliki fasilitas cukup memadai di Gaza utara.
Baca Juga: Serukan Gencatan Senjata, Senator AS Berikan Syarat agar Perang Palestina-Israel Bisa Berhenti
Rumah Sakit Indonesia menjadi satu-satunya harapan bagi warga Palestina di Gaza utara. Korban luka-luka maupun meninggal dunia dilarikan ke tempat ini.
"RS Indonesia merupakan rumah sakit terbesar di Gaza utara, sehingga banyak korban luka-luka maupun meninggal dilarikan ke sini," kata relawan MER-C, Fikri Rofiul Haq, kepada ANTARA, pada Sabtu, 4 November 2023.
Pengoperasian RS Indonesia Terkendala Listrik
Menurut Fikri, RS Indonesia sedang mengalami krisis energi setelah Israel mematikan listrik di Gaza. RS kini hanya mengandalkan dua generator saja.