Agresi Militer Israel Sebabkan Ratusan Warga Sipil Gaza Tewas dalam Serangan Terhadap Rumah Sakit

18 Oktober 2023, 18:05 WIB
Masyarakat di Kota Rafah di Jalur Gaza bagian selatan pada Kamis (12/10/2023) membantu upaya penyelamatan para korban rentetan serangan udara Israel. /ANTARA/Khaled Omar/Xinhua/tm/



PR TASIKMALAYA - 
Bertepatan tanggal 17 Oktober 2023, Gaza menjadi saksi tragedi yang mengguncang dunia.

Juru bicara kementerian kesehatan Gaza melaporkan bahwa rumah sakit di Enklave Palestina menjadi sasaran serangan udara Israel yang menyebabkan ratusan kematian penduduk sipil.

Setelah mendapat kecaman dri berbagai pihak, Israel membantah tuduhan ini dan menyatakan bahwa serangan roket dari pihak HAMAS yang menyebabkan ledakan mengerikan tersebut.

Insiden tragis ini merupakan salah satu insiden paling mematikan yang sedang berlangsung di Gaza. Kekejaman Israel memicu protes di berbagai pihak di seluruh dunia, termasuk Tepi Barat yang diduduki, Istanbul, dan Amman.

Baca Juga: Resmi Jadi Cawapres Pendamping Ganjar, Mahfud Kirim Surat Berisi Kepentingan Etik pada Jokowi

Setelah memanasnya kekacauan dan tragedi ini, tuduhan bermunculan dari kedua belah pihak konflik. Menteri Kesehatan Palestina, Mai Alkaila, mengecam serangan tersebut sebagai "pembantaian" yang dilakukan oleh Israel di Rumah Sakit Al-Ahli al-Arabi.

Serangan yang terjadi selama kampanye pengeboman intensif Israel selama 11 hari di Gaza ini mengakibatkan kehilangan ratusan nyawa.

Sebaliknya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menyalahkan "teroris barbar" di Gaza dan menduga bahwa mereka yang menyerang rumah sakit, bukan militer Israel.

Baca Juga: Info Terbaru KUR BRI Oktober 2023: Suku Bunga, Plafon Pinjaman, Syarat Pengajuan

Juru bicara Militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan bahwa roket yang ditembakkan oleh kelompok militan Jihad Islam Palestina melewati rumah sakit saat serangan terjadi dan mengenai tempat parkir fasilitas tersebut.

 Sementara itu juru bicara lainnya, Letnan Kolonel Jonathan Conricus, mengatakan bahwa militer Israel telah mengintersep percakapan di mana para militan mengakui kesalahan tembakan.
Ia mengatakan bahwa militer akan merilis rekaman percakapan tersebut.

Hamas membantah bahwa roket-rocket mereka terlibat dalam ledakan di rumah sakit tersebut, dengan alasan bahwa mereka tidak memiliki aktivitas apa pun di sekitar Kota Gaza pada saat itu.

Kelompok militan yang didukung Iran ini turut serta dalam serangan yang dipimpin oleh Hamas ke Israel pada tanggal 7 Oktober. Sejauh ini Hamas telah meluncurkan serentetan roket untuk memberi peringatan ke Israel.

Baca Juga: Mahfud MD Terpilih jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno Akui Tak Kecewa

Respons dari Dunia Internasional

Kabar tentang serangan terhadap rumah sakit dan jumlah kematian yang tinggi memicu kecaman dari banyak negara, terutama menjelang kunjungan Presiden Amerika Serikat, Joseph Biden, ke Israel.
Rusia dan Uni Emirat Arab menuntut pertemuan Dewan Keamanan PBB dan bentrokan pecah di Tepi Barat.

Sehari sebelumnya, PBB melaporkan bahwa serangan udara Israel telah mengenai salah satu sekolah mereka di mana setidaknya 4.000 orang mencari perlindungan.

 Menurut laporan tersebut, enam orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan tersebut. Militer Israel menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki laporan tersebut.

Baca Juga: Kapan Capres dan Cawapres Daftar? Ini Jadwal Rangkain Pendaftaran hingga Penetapan Nomor Urut

Ketika memberikan keterangan kepada para wartawan, Hagari mempertanyakan jumlah kematian warga Palestina dalam serangan terhadap rumah sakit dan mengklaim bahwa fasilitas tersebut tidak menerima serangan langsung.

Militer Israel memiliki operasi angkatan udara di daerah sekitar saat serangan terhadap rumah sakit terjadi.

"Saya tidak tahu berapa banyak orang yang terkena dampak di sini. Belum ada yang dapat memverifikasinya saat ini." kata Hagari.

Presiden Amerika Serikat, Joseph Biden, menyatakan dirinya "marah dan sangat sedih atas ledakan" di rumah sakit dan kehilangan nyawa yang terjadi.

Baca Juga: Jadwal Tayang The Escape of the Seven Episode 9: Lengkap dengan LINK NONTON dan BOCORAN CERITA!

Dalam sebuah pernyataan, ia mengatakan bahwa telah berbicara dengan para pemimpin Yordania dan Israel.

"Mengarahkan tim keamanan nasional saya untuk terus mengumpulkan informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi." kata Joe Biden.

Otoritas kesehatan di Gaza melaporkan bahwa sebelum insiden pada hari Selasa, setidaknya 3.000 orang telah tewas. Selama 11 hari pengeboman Israel, militan Hamas menyerbu kota-kota Israel pada tanggal 7 Oktober.

Orang-orang yang mengungsi akibat serangan udara Israel berbondong-bondong menuju rumah sakit, mencari perlindungan di sekitarnya dengan harapan akan lebih aman.

Baca Juga: Gibran soal Keterlibatan dengan Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud: Saya Nunggu Waktu untuk Dipanggil

Minggu lalu, Israel memerintahkan semua penduduk yang tinggal di setengah utara Jalur Gaza, yang hanya memiliki panjang 45 km dan dihuni oleh 2,3 juta orang, untuk meninggalkan rumah mereka dan pergi ke selatan.

Namun, serangan udara telah menyasar berbagai target di enklave tersebut dan meskipun ada ekspektasi akan adanya invasi darat Israel, sebagian orang yang mengungsi telah mulai kembali ke utara.

Organisasi Kesehatan Dunia menyebut serangan terhadap rumah sakit tersebut sebagai sesuatu yang "belum pernah terjadi dalam skala ini."

Mereka mengatakan bahwa sebelumnya pada hari Selasa telah terjadi 115 serangan terhadap fasilitas perawatan kesehatan di Gaza dan sebagian besar rumah sakitnya tidak lagi berfungsi.

Baca Juga: Jam Tayang The Kidnapping Day Episode 10 Lengkap dengan Link Nonton Sub Indo, Spoiler, dan Preview!

Israel telah memutus pasokan listrik, air, makanan, bahan bakar, dan obat-obatan ke Gaza sejak serangan yang dilakukan oleh Hamas, memperparah blokade yang sudah ada di enklave tersebut.

Sejumlah negara, termasuk Kanada, Mesir, Turki, Yordania, dan Qatar, mengutuk serangan terhadap rumah sakit tersebut.

Di Tepi Barat, tempat Otoritas Palestina diakui secara internasional beroperasi, para demonstran Palestina bentrok dengan pasukan keamanan Palestina, yang menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka.

Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, membatalkan pertemuan dengan Biden.***

Editor: Wulandari Noor

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler