Tanggapi Aksi Pembakaran Al-qur'an di Swedia, Ibrahim: Mereka Orang Modern dengan Pikiran Primitif

31 Agustus 2020, 18:57 WIB
Rusuh pasca pembakaran kitab suci Alquran di Swedia.* /

PR TASIKMALAYA - Ankara mengutuk pembakaran kitab suci Al-qur'an oleh ekstremis sayap kanan di Swedia pada hari Jumat, 28 Agustus 2020.

Mereka yang membakar Alquran di Swedia ia anggap sebagai 'orang barbar modern' yang memiliki pola pikir primitif.

Hal itu diungkapkan oleh juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalın pada hari Minggu, 30 Agustus 2020 dalam menanggapi tindakan Islamofobia.

Baca Juga: Punya Hubungan Erat dengan Tiongkok, 59 Perusahaan dari Taiwan Siap Pindah ke Indonesia

“Mereka tanpa malu-malu membakar Alquran, kitab suci Islam, di tengah-tengah Eropa. Mereka kemudian mengklaim sebagai paragon akal, logika, kebebasan dan keadilan. Mereka menyebut siapa pun yang tidak menyukai mereka sebagai alasan anti-fanatik dan retro. Orang barbar modern tidak mengenal batas dalam pola pikir primitif,” ungkapnya, dikutip dari Daily Sabah.

Sedangkan juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party), Ömer Çelik juga menyatakan pandangannya di Twitter.

“Kami mengutuk tindakan tidak hormat terhadap Quran oleh kelompok rasis/fasis. Tidak menghormati Alquran berarti tidak menghormati semua nilai kemanusiaan,” tulisnya.

Baca Juga: Diduga Punya Misi Besar yang Menguntungkan, Ini Tujuan Israel Melakukan Normalisasi Hubungan

Rasmus Paludan, pemimpin partai politik sayap kanan Denmark, Garis Keras, membakar salinan Alquran di Malmo.

Kerusuhan meletus hari Jumat di kota itu, di mana setidaknya 300 orang berkumpul untuk memprotes kegiatan anti-Islam.

Para pengunjuk rasa melemparkan benda-benda ke petugas polisi, dan ban mobil telah dibakar.

Beberapa kegiatan anti-Islam telah terjadi di Malmo pada hari Jumat, termasuk tiga pria yang menendang Alquran di antara mereka di lapangan umum.

Baca Juga: Sakit Hati dengan Penegak Hukum Indonesia, Edo Kondologit: Belum 24 Jam Diperiksa, Sudah Tewas

"Kami mengutuk keras provokasi mengerikan yang dilakukan oleh politisi Islamofobia dan rasis dan pengikutnya yang datang ke Denmark dari kota Malmo Swedia. Tindakan provokatif ini merupakan pukulan berat bagi nilai-nilai Eropa dan budaya hidup berdampingan," ujar Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.

Menekankan bahwa Muslim yang tinggal di Eropa telah secara sistematis dihadapkan pada sikap diskriminatif dan rasis dalam kehidupan sehari-hari.

Ia mengatakan tindakan tercela terhadap kitab suci itu menjadi ancaman yang dihadapi Muslim di Eropa.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Daily Sabah

Tags

Terkini

Terpopuler