Dianggap sebagai Hewan Lucu, Alpaca Disebut Bisa Membantu Tekan Gelombang Kedua Virus Corona

29 Juni 2020, 15:15 WIB
Alpaca diklaim ilmuwan dapat mencegah gelombang kedua Covid-19. (dailymail) /

PR TASIKMALAYA - Para peneliti mengatakan bahwa antibodi kecil yang ditemukan di hewan alpaca dapat membantu menekan gelombang kedua virus corona dan memungkinkan negara-negara untuk secara aman mengangkat kuncian.

Para ilmuwan di Swedia dan Afrika Selatan telah menggunakan 'nanobodi' dari hewan yang diimunisasi terhadap virus untuk mencegahnya mengikat atau menginfeksi manusia.

Antibodi kecil itu menargetkan lonjakan virus yang pada gilirannya mengganggu kemampuan untuk menginfeksi inangnya.

Baca Juga: Bermanfaat untuk Menjaga Kesehatan, Bersepeda Juga Miliki Risiko Kematian yang Cukup Memprihatinkan

Dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Daily Mail, Para ahli mengklaim bahwa penelitian mereka 'berpotensi menetralkan virus'.

Karena fakta bahwa nanobodi murah dan mudah untuk diproduksi dan bisa menjadi pilihan yang dapat diakses secara luas oleh masyarakat. Nanobodi juga jauh lebih mudah dikloning dan diubah.

Para penulis, dari departemen mikrobiologi, tumor dan biologi sel di Rumah Sakit Universitas Karolinska di Stockholm, mengatakan bahwa pandemi virus corona saat ini memiliki konsekuensi drastis bagi populasi dunia.

Oleh karenanya vaksin, antibodi atau antivirus sangat dibutuhkan saat ini.

Baca Juga: Di Tengah Kisruh Aksi Pembakaran Bendera, Elektabilitas Partai PDIP Justru Berada di Puncak

“Antibodi penawar dapat memblokir masuknya virus pada langkah awal infeksi dan berpotensi melindungi individu yang berisiko tinggi terserang penyakit parah,” tuturnya.

Nanobody yang dikembangkan itu disebut Ty1 yang diambil dari nama Tyson seekor alpaca berusia 12 tahun dari Jerman. Antibodi itu pun kemudian diisolasi.

"Pada prinsipnya, semua bukti menunjukkan bahwa itu akan bekerja dengan sangat baik pada manusia, tetapi ini adalah sistem yang sangat kompleks," ujar Gerald McInerney, ketua tim Karolinska.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler