Chili Dilanda Kekeringan, Masuki Tahun Ke 13, Dampak Perubahan Iklim?

8 Agustus 2022, 11:20 WIB
Ilustrasi - Begini informasi mengenai Negara Chili yang tengah dilanda kekeringan, yang memasuki tahun ke-13 yang dinilai karena perubahan iklim. //PIXABAY

PR TASIKMALAYA – Pada akhir 2021 lalu, diketahui setengah populasi orang di Chili sekitar 19 juta orang menderita, karena kelangkaan air hingga kekeringan.

Negara Chilli mengalami kekeringan pada tahun ke 13 dan keadaan tampaknya semakin memburuk.

Pada April 2022, pemerintah mengumumkan sebuah rencana ‘penjatahan’ air di ibukota, Santiago, rumah bagi sekitar 6 juta warga Chili.

Bukan hanya itu, para ahli juga memperkirakan bahwa ketersediaan air di kota di Negara Chili tersebut akan menurun hingga 40% pada akhir 2070 mendatang.

Baca Juga: Tes Psikologi: Manakah Anak yang lebih Cerdik pada Gambar? Ungkapkan Tentang Diri Anda Sebenarnya

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Earth.org, sekitar 50 km dari ibukota, terdapat sebuah danau bernama Laguna de Aculeo.

Danau ini merupakan pusat destinasi wisata, sekaligus sumber yang penting bagi lingkungan, sosial dan ekonomi bagi masyarakat lokal.

Namun, akibat perubahan iklim, serta pertumbuhan penduduk yang menigkat, danau ini kering sepenuhnya pada 2018 lalu.

Bukan hanya itu, ketersediaan air di Chili telah menurun 10%-37% dalam 30 tahun terakhir.

Baca Juga: Tes Psikologi: Banyak yang Tidak Tahu! Hewan yang Dilihat Ternyata Mewakili Aspek Kepribadian

Hal ini diprediksikan akan menjadi lebih buruk lagi dalam beberapa dekade mendatang, akibat perubahan iklim.

Berikut ini penjelasan tentang dampak perubahan iklim terhadap kekeringan yang terjadi di Chili.

Menurut UN Office for Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), negara-negara di bagian Selatan Amerika, seperti Chili mengalami kekeringan yang parah sejak tahun 2010 hingga 2019.

Para ahli mengatakan bahwa aktivitas manusia menyebabkan perubahan iklim yang berdampak pada kekeringan setidaknya sebesar 25%.

Baca Juga: BLACKPINK Resmi Umumkan Jadwal Comeback Tahun Ini dengan Musik Terbarunya 'Pink Venom'

Pada satu dekade terakhir, ada banyak negara yang mengalami peningkatan tempratur, seiring dengan menurunnya kadar hujan.

Menurut Chile’s Meteorological Service, pada pertengahan tahun 2021, Santiago hanya mendapatkan air hujan sebanyak 88 mm, sebuah penurunan yang sangat besar dari sebelumnya sebanyak 180mm, dengan jumlah rata-rata sebesar 252 mm.

Pemanasan suhu juga menyebabkan kemunduran pada gletser.

Gletser Andes, air yang mencair yang mengalirkan sungai dan danau di bawahnya dan menyediakan sumber daya penting bagi masyarakat di dalam dan sekitar pegunungan selama ratusan tahun, telah menyusut 98% abad ini.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Aspek Karakter Anda Terkuak dari Kursi yang Anda Pilih untuk Diduduki

Hilangnya es secara besar-besaran ini merupakan ancaman bagi persediaan air dan pertanian di Chili dan Bolivia, tetapi tak terhindarkan juga memiliki dampak secara global.

13 tahun kekeringan tanpa henti telah benar-benar mengubah negara, mengeringkan waduk yang hingga beberapa dekade lalu menjadi sumber utama air di negara tersebut.

Bagaimana menurut Anda?***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Earth.org

Tags

Terkini

Terpopuler