Gelombang Panas Ancam India dan Pakistan: Suhu Udara Menyentuh 50 Derajat, Berikut Penjelasannya

16 Mei 2022, 19:16 WIB
Ilustrasi - Ancaman gelombang panas diramalkan terjadi di wilayah India dan Pakistan dalam beberapa minggu ke depan. /Pixabay/Gerhard G

PR TASIKMALAYA – Ancaman gelombang panas tampaknya menjadi mimpi buruk bagi beberapa bagian wilayah India dan Pakistan selama beberapa minggu.

Pasalnya Met Office Inggris memperingatkan bahwa ada potensi suhu udara panas mencapai 50 derajat celcius dalam beberapa hari mendatang. 

Temperatur gelombang panas ini diramalkan akan terjadi di Jacobabad dan Sibi, Pakistan.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Independent, perwakilan Met Office, Nick Silkstone menjelaskan jika temperatur panas meningkat 5-7 derajat. 

Baca Juga: IQ atau EQ yang Membuat Orang Sukses dalam Menjalani Karier? Begini Penjelasan Psikolog

“Angka ini meningkat 5-7 derajat dari rata-rata per tahun,” katanya.

Awal minggu ini diprediksikan bahwa suhu udara akan mulai menurun, sebelum nantinya akan kembali meningkat seperti sebelumnya, atau bahkan bisa menjadi lebih tinggi.

Kondisi panas ini diketahui telah melanda India dan Pakistan sejak Maret lalu dan bahkan mencapai angka tertinggi sejak 100 tahun yang lalu di India.

Bukan hanya itu, beberapa orang yang diwawancarai The Independent juga mengungkapkan bahwa mereka benar-benar menderita akan kondisi tersebut.

Baca Juga: Tes IQ: Bisa Pindahkan 2 Korek Api Agar Jadi 6 Digit Angka? Orang Jenius Mudah Melakukannya

Masyarakat mengalami pusing, diare hingga kulit yang mengalami ruam.

Tidak hanya itu, burung-burung bahkan berjatuhan dari langit di bagian Barat India, karena kelelahan dan dehidrasi seiring dengan meningkatnya suhu udara di sana.

Serangan gelombang panas ini mulai sejak 7 Mei lalu dengan menyentuh angka 48 derajat di Jacobabad dan Sibi, Pakistan.

“Ancaman gelombang panas ini mengancam komunitas lokal dan menjadi ancaman yang berdampak bagi lingkungan, seperti kebakaran hutan dan ancaman banjir dari danau Glasial, karena es yang mencair akibat panas ekstrem,” ujar Silkstone.

Baca Juga: 4 Alasan Penting Memiliki Pasangan dengan EQ atau Kecerdasan Emosional Tinggi, Jomblo Wajib Tahu!

Awal bulan ini, jembatan krusial di Pakistan, Gilgit-Baltistan terendam air dari danau Glasial karena suhu yang tinggi.

Jembatan ini mengalami kerusakan setelah Shishper glacier yang terletak di dekat Shishpar dilaporkan mencair karena suhu yang panas, sehingga mengakibatkan banjir.

Terlalu dini bagi para peneliti untuk mengukur sejauh mana gelombang panas dipicu oleh perubahan iklim.

Namun, para ahli telah memperingatkan bahwa gelombang panas semakin meningkat secara intensif dan lebih sering di India dan negara lain, karena pemanasan global, yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.

Baca Juga: 5 Alasan Orang Introvert Layak Jadi Pemimpin yang Dibutuhkan

Laporan PBB yang diterbitkan pada Agustus lalu memperingatkan tentang kemungkinan cuaca ekstrem tersebut.

“Ini hampir dapat dipastikan bahwa cuaca ekstrem (termasuk gelombang panas) terjadi lebih sering serta intens di banyak negara sejak 1950-an,” ujarnya.

Laporan itu juga mengungkapkan bahwa manusia adalah faktor pendorong utama perubahan ini.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Independent

Tags

Terkini

Terpopuler