Minyak Dunia Tembus Harga Tertinggi Sejak 14 Tahun Terakhir!

8 Maret 2022, 13:40 WIB
Harga minyak alami kini mengalami angka kenaikan tertinggi sejak 14 tahun terakhir pada, 7 Maret 2022. //Pixabay/jp26jp

PR TASIKMALAYA - Harga minyak mengalami lonjakan pada Senin, 7 Maret 2022.

Lonjakan harga minyak tersebut merupakan level tertinggi dalam 14 tahun.

Tingginya harga minyak dalam 14 tahun terakhir terjadi ditengah larangan barat atas impor minyak mentah Rusia.

Terkait minyak ini juga, terdapat adanya ketidakpastian baru atas kesepakatan nuklir yang dihidupkan kembali dengan Iran.

Baca Juga: Teks Khotbah Jumat Tema Ramadhan: Rindu dengan Bulan Ramadhan

Diketahui, minyak mentah Brent, patokan global, mencapai hampir $140 per barel atau Sekitar dua juta Rupiah per barel.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS melewati angka 130 dolar Amerika atau 1,8 juta Rupiah.

Harga dari kedua minyak tersebut merupakan angka tertinggi sejak Juli 2008.

Analis di Bank of America mengatakan bahwa jika sebagian besar ekspor minyak Rusia dihentikan, mungkin ada kekurangan setidaknya 5 juta barel per hari.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pasangan, Pohon, atau Bayi yang Terlihat? Ketahui Karakter Diri Kamu Saat Ini

Hal tersebut bisa mendorong harga minyak setinggi 200 dolar Amerika atau sekitar 2,8 juta rupiah.

Harga minyak global telah melonjak sekitar 60 persen sejak awal 2022.

Lonjakan harga minyak dapat meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global dan stagflasi.

China yang berada pada peringkat kedua ekonomi terbesar dunia, menargetkan pertumbuhan yang lebih lambat sebesar 5,5 persen tahun ini.

Baca Juga: Antigen dan PCR Tidak Diwajibkan Lagi untuk Perjalanan Domestik, Ini Ketentuan Lengkapnya!

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS dan sekutu Eropa sedang menjajaki pelarangan impor minyak Rusia.

Gedung Putih berkoordinasi dengan komite di Kongres untuk bergerak maju dengan larangan AS.

"Kami mempertimbangkan $125 per barel, perkiraan jangka pendek kami untuk minyak mentah Brent, sebagai batas lunak untuk harga," kata analis komoditas UBS Giovanni Staunovo dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Arab News.

Menurutnya harga bisa naik lebih tinggi jika gangguan memburuk atau berlanjut untuk periode yang lebih lama.

Baca Juga: Pria yang Klaim 'Putra Rahasia' Pangeran Charles dan Camilla Ingin Kirim Surat pada Ratu Elizabeth II

Dirinya juga menyebutkan bahwa dampak perang yang berkepanjangan di Ukraina dapat mendorong Brent di atas $150 per barel atau sekitar 2,1 juta Rupiah.

Rusia adalah pengekspor minyak mentah dan produk minyak terbesar dunia, dengan ekspor sekitar 7 juta barel per hari, atau 7 persen dari pasokan global.

Analis JP Morgan mengatakan harga minyak bisa melonjak ke 185 dollar Amerika atau lebih dari 2,6 juta Rupiah tahun ini.

Sementara Analis di Mitsubishi UFJ mengatakan minyak bisa naik ke 180 atau 2,5 juta Rupiah dollar Amerika dan menyebabkan resesi global.

Baca Juga: Intip Spoiler Awal One Piece 1043: Pembicaraan Penting Momonosuke dan Zunisha!

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian mengatakan Teheran tidak akan membiarkan "elemen asing untuk merusak kepentingan nasionalnya,"

Hossein Amir Abdollahian mengatakan Iran akan menunggu penjelasan dari Rusia.

Iran akan membutuhkan beberapa bulan untuk memulihkan aliran minyak bahkan jika mencapai kesepakatan nuklir, kata para analis.

Prancis mengatakan kepada Rusia untuk tidak menggunakan pemerasan atas upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir, dan pejabat tinggi keamanan Iran mengatakan prospek pembicaraan itu “tetap tidak jelas.”***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Arab News

Tags

Terkini

Terpopuler