Tak Cabut Lockdown, Beijing Bangun Benteng Guna Tangkal Gelombang Dua Virus Corona

14 April 2020, 21:02 WIB
WARGA Tiongkok diwajibkan mengenakan masker sejak awal tahun 2020 saat virus corona merebak di negara tersebut.* /Radio France International/

PIKIRAN RAKYAT- Ibu kota Tiongkok, Beijing tampak membentengi wilayah kekuasaanya dari orang luar yang berisisko menyebabkan lonjakan terinfeksi virus corona gelombang dua, setelah pada 8 April 2020 kemarin Tiongkok mencabut kebijakan lockdown.

Dampak dicabutnya kebijakan penguncian wilayah ini, menyebabkan masyarakat Tiongkok mulai beraktivitas kembali dan memadati taman nasional pusat kota.

Baca Juga: Timbulkan Masalah pada Detak Jantung, Brazil Hentikan Riset Chloroquine untuk Obati Corona

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs AFP, Tiongkok telah melarang orang asing memasuki negara itu karena pihak berwenang mengkhawatirkan peningkatan kasus yang diimpor dari luar negeri.

Namun berbeda dengan Tiongkok, Beijing telah mempersiapkan diri lebih awal guna menangkal serangan gelombang kedua ini dengan memberlakukan karantina 14 hari bagi pendatang dari luar Beijing meskipun berasal dari Tiongkok juga.

Baca Juga: Bentuk Dukungan, Peran Ulama Sangat Dibutuhkan untuk Melawan Covid-19

Lebih lanjut, pemberlakuan karantina 14 hari ini wajib pada semua siswa yang kembali dari sekola atau universitasnya, meskipun sebelumnya mereka telah dinyatakan negatif.

Tak hanya itu, semua tamu hotel juga harus melakukan uji tes Covid-19 sebelum diperbolehkan menginap di Beijing.

Langkah-langkah itu dilakukan Beijing guna menjaga wilayahnya dari serangan gelombang dua yang mereka takuti selama ini.

Baca Juga: Bentuk Dukungan, Peran Ulama Sangat Dibutuhkan untuk Melawan Covid-19

Chen Na, penjaga dari provinsi Anhui, tidak dapat kembali ke mantan majikannya di Beijing karena wilayahnya dilabeli "berisiko tinggi".

"Ketika mereka melihat dari mana asalku, pembicaraan terhenti. Aku bahkan tidak bisa diwawancarai. Aku sudah tidak bekerja sejak Februari," ujarnya.

Tetapi kondisi terberat didapatkan bagi orang-orang yang melakukan perjalanan ke Beijing dari Wuhan, kota pusat tempat virus pertama kali muncul akhir tahun lalu.

Baca Juga: Bentuk Dukungan, Rumah Sakit SMC Terima 70 APD Coverall dari PPNI Kuwait

Mereka yang meninggalkan kota, yang pengunciannya selama berbulan-bulan dicabut 8 April, harus melakukan tes negatif dalam waktu tujuh hari sebelum tanggal mereka kembali, menjalani karantina 14 hari begitu mereka tiba, dan tes negatif lagi untuk dilepaskan.

Kota-kota lain hanya membutuhkan mereka yang berasal dari provinsi Wuhan dan Hubei untuk menghasilkan kode kesehatan hijau pada aplikasi khusus dan hasil tes asam nukleat negatif.

Pertama-tama mereka harus meminta untuk kembali ke Beijing melalui aplikasi ketika mereka menerima diagnosis negatif mereka.

Baca Juga: Untuk Pisces, Ketahui 3 Zodiak yang Diramalkan Paling Cocok Bersanding Denganmu!

Jika disetujui, mereka harus mengajukan permintaan lain untuk membeli tiket kereta ke ibukota, yang dibatasi hingga 1.000 kursi per hari pada dua layanan.

"Saya awalnya membeli tiket untuk yang ke-12, tetapi saya diberitahu pada malam tanggal 7 bahwa saya membutuhkan hasil tes negatif untuk kembali," kata warga Wuhan Liu Shiyi, yang tiba di Beijing dengan kereta api pada hari Minggu.

Satu hari sebelum kereta akan pergi, kompleks perumahannya mengatakan dia perlu mendapatkan salinan kertas dari sertifikat negatifnya dari rumah sakit.

Baca Juga: Tak Perlu Bingung, Bandung Punya 5 Spot Foto Prewedding yang Ramah Dikantong

"Sepanjang waktu, kompleks saya menerima pesanan dari atas dengan cara yang sangat lama, membuat saya bolak-balik," ujarnya.

Sementara itu, di dua stasiun kereta utama Wuhan, AFP melihat bahwa jalur khusus untuk para pelancong yang bepergian ke Beijing telah didirikan dan diawaki oleh beberapa sukarelawan.

Diperkirakan ada 11.000 warga Beijing yang terdampar di Wuhan, kata para pejabat pekan lalu, tetapi kota itu akhir-akhir ini mengalami lonjakan kasus tanpa gejala yang terkenal sulit dideteksi.

Baca Juga: Bantu Berantas Covid-19, MWC NU Tasikmalaya Sumbang Ribuan Masker dan Hand Sanitizer

Selama kunjungan baru-baru ini ke Stasiun Kereta Api Barat Beijing, AFP melihat bahwa kedatangan dari Hubei ditangani di daerah terpisah dan naik bus yang ditunjuk untuk masing-masing distrik.

Antara 8 April dan 13 April, sekitar 1.037 orang kembali ke Beijing dari Wuhan. Tidak ada yang dinyatakan positif Covid-19.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler