Berada di Urutan Atas Covid-19 Terbanyak di dunia, Negara di Eropa kini Hadapi Resesi

7 April 2020, 11:48 WIB
ILUSTRASI pertumbuhan ekonomi.* /DOK. PR /Pikiran Rakyat/.*(foto Pikiran Rakyat)

PIKIRAN RAKYAT - Italia menjadi salah satu negara terbanyak kasus Covid-19 di dunia.

Selain itu, Negara-negara di Eropa kini telah dilema karena menempati deretan teratas kasus Covid-19 terbanyak dengan angka kematian yang juga tidak sedikit.

Berbagai langkah telah dilakukan, salah satunya dengan menerapkan karantina atau lockdown wilayah sehingga banyaknya kerugian yang dialami.

Baca Juga: Arti Bertemu Ibu dalam Mimpi, Simak Penjelasan Lengkap dari Psikoterapis

Bunkan hanya di bidang kesehatan, namun ekonomi juga industri ikut terjebak dan mengalami purunan yang drastis.

Ekonomi global diperkirakan akan mengalami perlambatan tajam karena Covid-19. Hal itu diungkapkan oleh pihak dari Organization Co-operation and Depelovement (OECD).

Adanya wabah Virus corona baru atau disebut dengan Covid-19 ini bisa memberikan dampak dengan mendorong berbagai negara mengalami resesi.

Penurunan pendaatan dari bidang pariwisata, gangguan rantai pasokan, permintaan yang lemah dan turunnya kepercayaan konsumen telah memaksa para pelaku ekonomi untuk merevisi proyeksi pertumbuhan 2020 yang hanya sebanyak 2,4 persen.

Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya Bertambah Menjadi Sembilan Orang

Hal tersebut dikatakan lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya sejak krisis keuangan.

"Terlepas dari di mana virus itu menyebar, ekonomi dunia, yang sebelumya dilemahkan oleh perdagangan dan ketegangan politik yang terus menerus, telah mengalami kemunduran yang tajam,"'ujar Kepala Ekonom OECD Laurence Boone.

Ia pun menambahkan bahwa virus corona ini telah memberikan pengalaman buruk bagi banyak negara di dunia.

Di Jerman dan Perancis, akibat virus corona ini telah menyebabkan turunnya saham para pengusaha dan negara secara tajam.

Baca Juga: Disebut Mirip dan Viral Lewat Lagu Hampa, Ari Lasso Akhirnya Menemukan 'Kembarannya'

Penurunan yang paling banyak terkena dampak yakni mewakili 12 % dari produk kosmetik bruto Italia (PDB) dan 2 % dari PDB zona euro.

"Saat ini Italia  kita sudah melihat beberapa efek negatif pada kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata, seperti akomodasi dan restoran," ujar Kepala Ekonom Italia dari Oxford Economics Nicola Nobile. 

Nobile juga mengatakan, selain pariwisata, dampak negatif terlihat dari bidang industri di mana mengingat rantai pasokannya sangat terhubung dengan bagian otomotif.

Dengan hadirnya wabah ini, dampak yang diberikan untuk wilayah Eropa adalah ancaman resensi yang ada di depan mata.

Baca Juga: Desakan Kewaspadaan New York dan New Jersey saat Penyebaran Covid-19 Meningkat di AS

"Jika ini berubah menjadi pandemi penuh, maka seluruh wilayah cenderung jatuh ke dalam resensi," ujar Kepala Ekonomi Eropa di Oxford Economics Angel Talavera.

Jerman juga berisiko mengingat bahwa ekonominya telah berbatasan dengan resesi selama beberapa waktu.

Seorang penasihat ilmiah di pusat penelitian ekonomi CEPII terkemuka di Perancis Michen Fouquen mengatakan bahwa pertumbuhan global ini akan berkurang setengah poin.

Adanya resensi global ini juga diakibatkan salah satunya karena Tiongkok. Di mana Tiongkok dikatakan sebagai pemeran utama dalam ekonomi dunia.

Baca Juga: Pemkot dan DPRD Sepakat Siapkan Anggaran Rp 56 Miliar untuk Penanganan Covid-19

"Pentingnya ekonomi Tiongkok dalam ekonomi global sangat berubah sejak epidemi terakhr yang kita alami pada tahun 2003 yaitu epidemi SARS. Ekonomi Tiongkok pada saat itu 4 %dari ekononmi global, sekarang hampir 18 % dari ekonomi global ," ujar Komisaris Ekonomi Paolo Gentiloni.

Dikutip dari situs Euronews, jika Tiongkok memiliki dampak ekonomi akibat Covid-19, maka hak itu akan berdampak pula untuk ekonomi global, tak terkecuali Eropa.

Ekonomi ini mencakup produksi generik untuk apotek, elektronik, smartphone, otomotif dan lain-lain. Kini negara lain tak bisa menemukan akternatif terhadap Tiongkok untuk sementara.

Baca Juga: Pemkot dan DPRD Sepakat Siapkan Anggaran Rp 56 Miliar untuk Penanganan Covid-19

Banyak ekonom yang mengatakan bahwa perlambatan ekonomi akan terjadi, setidaknya pada awal tahun ini.

"Jelas, virus akan berdampak pada pertumbuhan. Banyak hanya tergantung pada percepatan pemulihan di Tiongkok, di negara-negara lain, efek limpahan, efek pada rantai pasokan dan sejauh mana negara-negara lain mungkin terpengaruhi secara signifikan," ujar juru bicara IMF Gerry Race.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: EuroNews

Tags

Terkini

Terpopuler