Virus Corona Bikin Tiongkok Dikucilkan Dunia Setidaknya hingga Maret 2020, Termasuk oleh Indonesia

12 Februari 2020, 10:51 WIB
WARGA memakai masker bersepeda di jalanan yang sepi di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok yang jadi pusat penyebaran virus corona, Jumat 7 Februari 2020.* /STRINGER/REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT - Virus corona yang masih mewabah membuat Tiongkok dikucilkan dunia.

Hal ini menyusul penghentian operasional seluruh sarana transportasi, baik darat, laut, maupun udara, dari banyak wilayah di dunia menuju negara itu.

Pengucilan terasa makin signifikan karena maskapai-maskapai penerbangan dari berbagai penjuru dunia telah memutuskan untuk membatalkan semua penerbangan ke Tiongkok rata-rata hingga Maret 2020.

Baca Juga: Soal Temuan Artefak di Objek Wisata Batu Mahpar, Pemkab Tasikmalaya Minta Arkeolog Segera Lakukan Penelitian

Dari benua Amerika, United Airlines yang berpusat di Amerika Serikat memutuskan untuk meniadakan jadwal penerbangan ke Beijing, Shanghai, dan Chengdu. Peniadaan penerbangan ini berlaku 6 Februari hingga 28 Maret 2020.

Demikian pula penerbangan menuju Hong Kong yang ditiadakan terhitung 8-20 Februari 2020.

Maskapai dari benua Amerika lainnya, American Airlines juga membatalkan semua rute penerbangannya ke China hingga 27 Maret. Demikian disebutkan dalam laman Guo Luyun yang dipantau Kantor Berita Antara pada Rabu, 12 Februari 2020 pagi.

Baca Juga: Tingkatkan Jumlah Pengusaha Muda, Pemerintah Kota Bogor Gelar Kelas Inspirasi

Dari Kanada, Delta Air Lines dan Air Canada memberhentikan pesawat-pesawatnya yang melayani penumpang bertujuan sejumlah kota di Tiongkok.

Sementara dari Benua Eropa ada British Airways yang menghentikan sementara penerbangannya Tiongkok.

Virgin Atlantic juga baru akan terbang dari Bandara Heathrow, London, menuju Shanghai pada 29 Maret 2020 nanti, kemudian kembali ke London dari Bandara Pudong, Shanghai, pada 30 Maret.

Baca Juga: TOK! Pemerintah Tak Akan Pulangkan Ratusan WNI Eks ISIS ke Tanah Air, Mahfud MD: Meski Ada Opsi Memulangkan Anak-anak

Sejumlah pesawat milik Lufthansa Group, yakni Lufthansa, Swissair, dan Austrian Airlines juga tidak menerbangi rute menuju Beijing dan Shanghai hingga 29 Februari.

Sementara untuk penerbangan ke Nanjing, Shenyang, dan Qingdao dihentikan hingga 28 Maret.

Maskapai nasional Prancis, Air France ikut membatalkan semua penerbangannya ke Wuhan hingga 29 Maret 2020. Peniadaan penerbangan bisa diperpanjang jika kondisi Wuhan belum memungkinkan.

Baca Juga: Tahun 2020, 60.000 Ibu Hamil akan Melahirkan, Wakil Bupati Garut: Waspadai Angka Kematian Ibu dan Bayi

KLM, Tukrish Airlines, SAS, Finnair, Iberia Airlines, dan Polish Airlines untuk sementara juga menghentikan penerbangannya ke sejumlah kota di Tiongkok hingga akhir Februari bahkan akhir Maret 2020.

Lalu dari Benua Asia, ada Singapore Airlines, Silk Air, Qatar Airways, Emirates, dan Etihad Airways yang mengistirahatkan armada tujuan Tiongkok sejak 5 Februari 2020.

Malaysia Airlines untuk rute Sabah-Shanghai juga diistirahatkan mulai 18 Februari. Japan Airlines jurusan Narita-Beijing tak terbang terhitung 17 Februari-28 Maret. Demikian halnya dengan ANA yang sama-sama dari Jepang.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 12 Februari 2020, Aries Kendalikan Diri dan Cancer Bersabarlah

Korean Air dari Incheon ke Wuhan turut menghentikan pelayanan terbang hingga 27 Maret 2020.

Keputusan tersebut diikuti pembatalan lainnya yakni dari Busan dan Jeju menuju Huanghshan, Zhangjiajie, Changsha, Kunming, Qingdao, Nanjing, Beijing, Shanghai, Shenzhen, Shenyang, Hefei, Hangzhou, Xiamen, Jinan, Tianjin, Weihai, Xi'an, dan Zhengzhou.

Philippine Airlines yang baru saja memiliki sejumlah armada baru pun membatalkan semua penerbangan dari Manila ke semua kota besar di Tiongkok, termasuk Makau hingga 29 Februari.

Baca Juga: Soal Temuan Artefak di Objek Wisata Batu Mahpar, Pemkab Tasikmalaya Minta Arkeolog Segera Lakukan Penelitian

Dari Indonesia, ada Lion Air dan Batik Air yang membatalkan semua penerbangan dari dan menuju Tiongkok.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan RI juga telah membuat imbauan kepada maskapai di Tanah Air sehingga sejak 5 Februari untuk tidak ada lagi penerbangan ke Tiongkok.

Penerbangan ke Tiongkok dari Afrika yang dilayani Egypt Air, Kenya Airways, Air Morocco, Air Mauritius, Tanzania Airlines, dan Rwanda Airlines juga ditangguhkan.

Baca Juga: Tingkatkan Jumlah Pengusaha Muda, Pemerintah Kota Bogor Gelar Kelas Inspirasi

Tidak ketinggalan dengan maskapai-maskapai penerbangan dari Australia, seperti Palau, Air New Zealand, Qantas, Jetstar, Virgin Australia juga membatalkan penerbangannya ke China dan Hong Kong.

Air China, maskapai penguasa daratan Tiongkok, juga membatalkan penerbangannya ke Los Angeles, San Fransisco, New York, dan Washington pada 11 Februari-28 Maret.

Demikian pula dengan penerbangan maskapai pelat merah Tiongkok itu untuk tujuan Singapura, Vietnam, Australia, Italia, dan Mongolia turut dibatalkan.

Baca Juga: TOK! Pemerintah Tak Akan Pulangkan Ratusan WNI Eks ISIS ke Tanah Air, Mahfud MD: Meski Ada Opsi Memulangkan Anak-anak

Maskapai BUMN Tiongkok lainnya, China Eastern Airlines dan China Southern Airlines, menghentikan sementara penerbangan ke kota-kota besar lainnya di Asia, AS, Eropa, dan Timur Tengah.

Hainan Airlines milik seorang taipan Tiongkok juga mendapati dampak yang tidak mengenakkan di jalur Shenzhen-Vancouver dan Beijing-Manchester.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok (MFA) sangat menyayangkan pembatalan sejumlah penerbangan global itu karena tidak sejalan dengan kebijakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Alami Pusing Selama 24 Jam, Berikut 8 Cara Obati Sakit Kepala Cluster Secara Alami

"Beberapa kali Dirjen WHO Tedros menekankan bahwa pembatalan penerbangan itu tidak direkomendasikan. WHO juga tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan dan perdagangan ke China," kata juru bicara MFA Geng Shuang dalam keterangan tertulis yang diterima Antara melalui Wechat, pesan instan terpopuler di Tiongkok.

Sementara itu hingga berita ini diturunkan, angka kematian akibat 2019-nCoV telah mencapai 1.112 orang. Sebanyak 4.637 lainnya dinyatakan sembuh.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler