Lonjakan Infeksi Terjadi di AS dan Eropa, Peneliti Inggris: Tak Ada Bukti Omicron Lebih Ringan daripada Delta

20 Desember 2021, 15:43 WIB
Sebuah penelitian di Inggris mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa Covid-19 varian Omicron lebih ringan dari varian Delta. /PIXABAY/geralt

PR TASIKMALAYA- Di tengah melonjaknya infeksi Covid-19 varian Omicron di AS dan Eropa, peneliti Inggris menemukan bahwa tidak ada bukti varian Omicron lebih ringan daripada delta.

Penemuan ini menurunkan optimisme bahwa varian Omicron tidak lebih menular dan tidak membanjiri sistem perawatan kesehatan.

Selain itu, peneliti juga memperkirakan risiko infeksi varian Omicron lima kali lebih tinggi dari varian Delta.

Hasil penelitian mengenai varian Omicron tersebut dirilis oleh Imperial College (ICL) pada hari Jum’at lalu.

 Baca Juga: Tes Kepribadian: Kucing atau Hati? Hal yang Pertama Kali Dilihat Ini Buktikan Anda Memiliki Pikiran Terbuka

Penelitian yang dilakukan didasarkan pada data Badan Keamanan Kesehatan Inggris dan Layanan Kesehatan Nasional pada orang yang dites Covid-19 antara tanggal 29 hingga 11 Desember 2021.

Menurut penelitian tersebut, tidak ditemukan bukti Omicron memiliki tingkat kerawanan yang lebih ringan dari Delta dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Aljazeera pada Senin, 20 Desember 2021.

“Mengontrol status vaksin, usia, jenis kelamin, etnis, status tanpa gejala, wilayah dan tanggal specimen, Omicron dikaitkan dengan risiko infeksi ulang 5,4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan Delta” kata penelitian tersebut.

 Baca Juga: Tes Kepribadian: Temukan Arah Jalan Hidup Anda Lewat Gambar Pohon Ajaib

Penelitian yang melibatkan vaksin AstraZeneca dan Pfizer juga menemukan peningkatan risiko yang signifikan untuk infeksi Omicron dibandingkan Delta kepada orang yang dua minggu atau lebih melewati masa suntik kedua vaksinasi.

Menurut Pemimpin Penelitian tersebut Professor Neil Ferguson, Studi ini memberikan bukti lebih lanjut tentang sejauh mana Omicron dapat melemahkan kekebalan yang diberikan vaksin.

“Tingkat pelemahan kekebalan ini berarti menandakan bahwa Omicron menimbulkan ancaman besar dan segera bagai masyarakat,” kata Profesor Neil.

 Baca Juga: Tentang Sutradara Spider-Man: No Way Home, Tom Holland dan Zendaya Abaikan Peringatan untuk Tak Berpacaran

Di lain pihak, mantan ketua gugus tugas vaksin Inggir Dr Clive Dix mengatakan penting untuk tidak menginterpretasikan data secara berlebihan.

Menurut Dix, kesimpulan tidak bisa dibuat berdasarkan asumsi dimana data yang dimiliki belum mencukupi.

“Ada sejumlah besar ketidakpastian dalam perkiraan model ini dan kami hanya dapat yakin tentang dampak booster terhadap Omicron ketika kami memiliki satu bulan lagi data dunia tentang jumlah dan kematian ICU dan rawat inap,” katanya.

Baca Juga: Prediksi Juventus vs Cagliari di Serie A 22 Desember 2021 dengan Line Up dan Skor Akhir

Azra Ghana Profesor ICL menambahkan penyebaran varian Omicron yang sangat cepat ini kemungkinan besar dapat menggantikan varian Delta yang beredar secara global dalam beberapa minggu mendatang.

“Satu ketidakpastian yang tersisa adalah seberapa parah penyakit yang disebabkan oleh varian Omicron dibandingkan dengan penyakit yang disebabkan oleh varian sebelumnya,” katanya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler