Pria Ini Kepalang Nekat Jadi Joki Vaksin hingga Disuntik 10 Kali, Ini Kata Ahli

14 Desember 2021, 13:43 WIB
Ilustrasi vaksinasi. Seorang pria nekat menjadi joki suntik vaksin Covid-19 hingga disuntik sebanyak 10 kali di Selandia Baru. /Pixabay/kfuhlert

PR TASIKMALAYA – Selandia Baru digegerkan dengan pria yang menjadi joki vaksin Covid-19.

Tak tanggung, pria tersebut bahkan disuntik vaksin Covid-19 sebanyak 10 kali sebagai joki orang lain.

Ternyata pria tersebut melayani joki bagi orang-orang yang tidak ingin suntik vaksin tapi ingin mendapatkan sertifikat.

Diketahui jika di Selandia Baru, seritifikat vaksin digunakan untuk menunjang kegiatan sehari-hari.

Baca Juga: Pelaku Pembunuhan Berencana pada Tunarungu Ternyata Seorang Residivis

Pria tersebut tampaik tenang dan tak berpikir efek sampingnya seperti yang dimuat Pikiran-Rakyat.com dengan judul “Jadi Joki, Aksi Nekat Seorang Pria Divaksin Covid-19 hingga 10 Kali dalam Sehari”.

Pihak berwajib pun turun tangan, mereka menduga para antivaksin membayar pria itu agar dapat bebas berkeliaran meski sebenarnya belum divaksin.

Aturan baru di Selandia Baru, kini mengharuskan warganya untuk memiliki sertifikat vaksin untuk memasuki beberapa tempat atau menghadiri acara.

Baca Juga: Ingin Tahu Respon Lesti Kejora soal Rizky DA dan Nadya Mustika yang Bercerai, Rizky Billar: Mancing-Mancing...

Terkait aksi nekat tersebut, ahli vaksin Universitas Auckland dan profesor asosiasi, Helen Petousis-Harris memberikan komentar.

Ia menggambarkan aksi pria asal Selandia baru itu adalah tindakan yang bodoh.

"Saya pikir efek yang dirasakan oleh orang tersebut akan terasa lebih buruk jika dibandingkan dengan seseorang yang memiliki dosis biasa," katanya, dikutip dari Daily News.

Baca Juga: 3 Hal yang Harus Dilakukan Jika Pasangan Kamu Belum Siap Menikah

Meskipun ada data terbatas tentang efek beberapa vaksin Covid-19 pada tubuh, ahli vaksin itu menduga pria tersebut akan merasa sangat tidak nyaman keesokan harinya.

Meskipun mendapatkan 10 suntikan vaksin, pria tersebut tidak akan lebih terlindungi dari virus corona daripada orang yang mendapatkan dua dosis vaksinasi.

Hal itu karena respons imun yang dipicu akan meningkat.

Baca Juga: Hidayat Nur Wahid Singgung Penegak Hukum hingga Kasus HRS: Koreksilah Keputusan yang Tak Adil

Saat pihak berwenang mengetahui aksi tersebut, kepolisian segera menyelidiki bagaimana pria tersebut dapat mengakses sepuluh vaksin tanpa disadari,

Diketahui hal itu terjadi karena pihak kesehatan tak memverifikasi data dengan alasan tidak ingin memperumit proses identifikasi.

Pejabat kesehatan disebut khawatir menghalangi orang-orang yang ingin divaksin tetapi tidak memiliki foto identitas.

Baca Juga: Profil Singkat Geoffrey Castillion, Resmi Hengkang dari Persib Bandung

Seorang juru bicara kementerian kesehatan mengatakan orang-orang ini cenderung termasuk dalam kelompok rentan di masyarakat seperti tunawisma, orang cacat atau orang tua.

"Kami tidak ingin membuat hambatan untuk vaksinasi mereka," kata mereka.

Selandia Baru telah mengalami peningkatan dalam kasus Covid sejak Oktober dan mencatat 103 infeksi baru dan 61 rawat inap pada hari Minggu 12 Desember 2021 kemarin.

Dari populasi yang memenuhi syarat, 94 persen orang telah mendapatkan dosis pertama mereka dan 89 persen telah menyingsingkan lengan baju mereka untuk vaksinasi kedua.*** (Rahmi Nurfajriani/Pikiran Rakyat)

 

Editor: Ghassan Faikar Dedi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler