Naftali Bennett Tiba di Abu Dhabi, Ini Agenda Pembahasan Perdana Menteri Israel dan Putra Mahkota UEA

13 Desember 2021, 14:21 WIB
Perdana Manteri Israel, Naftali Bennett, akhirnya tiba di UEA untuk membicarakan beberapa agenda dengan Putra Mahkota. /Reuters/Pool

PR TASIKMALAYA – Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, tiba di Uni Emirat Arab (UEA) untuk bertemu dengan penguasa de facto negara Teluk itu.

Kunjungan Naftali Bennett tersebut mrupakan yang pertama dilakukan oleh Perdana Menteri Israel ke UEA.

Di UEA, Naftali Bennett akan bertemu dengan Putra Mahkota Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan selama kunjungan tingkat tinggi Perdana Menteri Israel itu.

Menurut pihak Israel, kedua pemimpin akan membahas untuk memperdalam hubungan antara negaranya dan UEA, terutama masalah ekonomi dan regional.

Baca Juga: Setelah 3 Tahun, Pangeran William Baru Tepati Janji pada Kate Middleton untuk Foto Natal Keluarga

“Ini adalah kunjungan resmi pertama oleh seorang perdana menteri Israel ke UEA,” ungkap pihak Israel, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Al Jazeera.

Hingga saat ini, tidak ada konfirmasi langsung dari UEA.

Kedua negara meresmikan hubungan tahun lalu sebagai bagian dari perjanjian yang ditengahi AS yang dikenal sebagai Kesepakatan Abraham.

Perjanjian tersebut telah menghasilkan serangkaian kesepakatan mulai dari pariwisata dan bisnis hingga teknologi mutakhir.

Baca Juga: Jawab Omongan Netizen yang Menuduh Pansos TikTok Lewat Gala, Fuji: Aku Capek, Masih aja Dinyinyirin ...

Pertemuan itu datang dengan latar belakang pembicaraan nuklir yang sulit antara kekuatan dunia dan Iran.

Mendasari hubungan UEA-Israel adalah keprihatinan bersama atas jangkauan nuklir Iran di wilayah tersebut.

Israel mengatakan pihaknya bertekad untuk mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir, sementara Teheran menegaskan program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai.

Dalam beberapa pekan terakhir, Israel telah menyebarkan diplomatnya untuk bertemu dengan sekutu di Eropa, Amerika Serikat dan Timur Tengah untuk mendorong pendekatan yang lebih tegas ke Iran.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Apa yang Pertama Dilihat Ungkap Sifat Tersembunyi Anda, Salah Satunya Jujur

Mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir pada 2018 dan meningkatkan sanksi terhadap Iran.

Pembicaraan di Wina sekarang bertujuan untuk membawa Amerika Serikat kembali ke dalam kesepakatan dan mengembalikan Iran untuk sepenuhnya mematuhi komitmennya.

Naftali Bennett telah menyerukan agar pembicaraan Wina dihentikan, menuduh Teheran melakukan pemerasan nuklir.

Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional UEA Sheikh Tahnoun bin Zayed Al-Nahyan mengunjungi Iran awal bulan ini.

Baca Juga: Pangeran George Pernah Buat 'Ulah' di Hari Natal, hingga Buat Ratu Elizabeth II Lakukan ini!

Perjalanan itu adalah yang pertama sejak hubungan antara kedua negara diturunkan pada 2016.

Kunjungan Naftali Bennett ke UEA mengikuti perjalanan bersejarah oleh Menteri Luar Negeri Yair Lapid pada bulan Juni lalu dalam peresmian kedutaan Israel di Abu Dhabi.

Pertemuan Lapid dengan menteri luar negeri UEA adalah kunjungan tingkat tertinggi oleh seorang pejabat Israel ke negara Teluk Arab sejak kedua negara secara resmi menjalin hubungan.

Bahrain, Sudan dan Maroko juga telah bergerak untuk menjalin hubungan dengan Israel.

Baca Juga: Malangnya Pangeran Harry, Tak Bisa Bantu Keluarga Mendiang Sahabatnya yang Gugur Karena Ini

Pemulihan hubungan regional disesalkan oleh warga Palestina yang menginginkan tuntutan mereka untuk menjadi negara bagian yang bebas dari pendudukan Israel ditangani terlebih dahulu.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler