LSM: Sejumlah Besar Orang Malaysia Diperkirakan Bangkrut di Tahun 2022

26 November 2021, 19:47 WIB
Sejumlah besar orang Malaysia berumur 30 hingga 45 tahun akan alami kebangkrutan di tahun 2022. /Pixabay/peterng1618

PR TASIKMALAYA - Salah satu LSM di Malaysia, Asosiasi Peminjaman dan Solusi Konsumen Malaysia (4PM) membuat prediksi yang mengejutkan.

Prediksi tersebut mengungkapkan bahwa sejumlah besar orang Malaysia yang berusia 30 hingga 45 tahun diperkirakan akan alami kebangkrutan pada tahun 2022 mendatang.

Prediksi tersebut dibuat berdasarkan perkiraan apabila semua bantuan dari pemerintah Malaysia, seperti bantuan keuangan akan dihentikan.

Hal tersebut dilihat dari banyaknya laporan kebangkrutan secara nasional yang masuk.

Baca Juga: Massa Aksi di Solomon Ricuh Tuntut Pengunduran Diri Perdana Menteri Mannaseh Sogavare

Rata-rata laporan kebangkrutan sehari bisa mencapai 30.

Itu artinya, dalam satu tahun ada 10.800 laporan kebangkrutan warga Malaysia.

Hal tersebut diterangkan oleh pihak Asosiasi Peminjaman dan Solusi Konsumen Malaysia seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari World of Buzz pada 26 November 2021.

“Kami menerima laporan kebangkrutan secara nasional. Kalau sehari ada 30 laporan, itu 900 sebulan dan 10.800 setahun,” terangnya.

Baca Juga: Najwa Shihab Ungkap Cicit Hoegeng Pakai Seragam Jenderal: Ngikutin Eyang Cucut

Jumlah laporan tersebut tentu saja belum mencangkup semuanya.

Karena jumlah tersebut belum dijumlahkan dengan laporan yang diterima oleh petugas yang lainnya.

Sebelumnya, Ketua Employee Provident Fund (EPF) Tan Sri Ahmad Badri Mohn Zahir telah memberi peringatan.

Tan Sri Ahmad Badri Mohn Zahir mengingatkan bahwa sebagian besar pekerja di Malaysia kesulitan bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Sebut Vanessa Angel Sosok yang Manja, Mayang Sebutkan Penyesalan ini: Susah karena ...

Oleh karena itu, banyak pekerja di Malaysia yang tidak memiliki tabungan yang cukup untuk bertahan hidup.

Bahkan dikhawatirkan para pekerja di Malaysia tidak memiliki tabungan sisa yang akan digunakan ketika masa pensiun tiba.

“48 persen anggota EPF yang berusia di bawah 55 tahun memiliki tabungan yang sangat rendah,” katanya.

Karena hal tersebut, Tuan Haji Rosland mendesak pemerintah untuk segera turun tangan membantu para pekerja di Malaysia.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Penyanyi Opick Tutup Usia? Simak Faktanya

Tuan Haji Rosland mendesak pemerintah sebelum para pekerja di Malaysia mengalami kebangkrutan.

Selain itu, Tuan Haji Rosland juga mengkhawatirkan apabila para pekerja di Malaysia bergantung pada uang pinjaman dari rentenir ketika mengalami kesulitan ekonomi.

Tuan Haji Rosland menambahkan, banyak laporan masuk terkait pelecehan dan ancaman yang berasal dari rentenir yang dilakukan kepada keluarga peminjam.

Ditambah lagi rentenir di Malaysia menetapkan suku bunga tinggi hingga enam persen.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: World Of Buzz

Tags

Terkini

Terpopuler