Jenderal Militer AS Soroti Perkembangan Senjata Nuklir Tiongkok, Singgung Kemungkinan Serangan Mendadak

18 November 2021, 12:53 WIB
Ilustrasi nuklir. Seorang jenderal militer AS menyoroti perkembangan senjata nuklir yang dimiliki Tiongkok, bahkan sebut kemungkinan serangan. /Pixabay/Markus Distelrath

PR TASIKMALAYA – Jenderal peringkat kedua di militer AS buka suara dan mengeluarkan peringatan terkait pengembangan senjata nuklir Tiongkok.

Pengembangan nuklir Tiongkok akhir-akhir ini telah menjadi sorotan banyak pihak, terutama negara-negara Barat termasuk AS.

Bahkan, jenderal militer itu memperingatkan bahwa dengan kecepatan pengembangan nuklir tersebut, Tiongkok mungkin segera miliki kemampuan untuk meluncurkan serangan mendadak terhadap AS.

“Mereka terlihat seperti senjata yang digunakan pertama kali. Seperti itulah senjata-senjata itu bagiku,” ujar Jenderal John Hyten, wakil ketua Kepala Staf Gabungan, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari New York Post.

Baca Juga: Pemerintah Terapkan PPKM Level 3 saat Natal dan Tahun Baru, Menko PMK: untuk Seluruh Indonesia

Hyten mendiskusikan uji coba senjata hipersonik Tiongkok dari musim panas ini, yang pertama kali dilaporkan oleh media Financial Times bulan lalu.

“Mereka meluncurkan rudal jarak jauh. Senjata itu berkeliling dunia, menjatuhkan kendaraan luncur hipersonik yang meluncur kembali ke Tiongkok, yang berdampak pada target di Tiongkok,” paparnya.

Ketika ditanya apakah rudal tersebut telah mencapai target yang diinginkan, Hyten menjawab sudah cukup dekat.

Baca Juga: Syok Lihat Ria Ricis Lepas Cincin Kawin, Teuku Ryan Beri Peringatan: Awas Ya!

Pernyataan Hyten diungkapkan setelah pertemuan virtual antara Presiden Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Tidak jelas apakah keduanya membahas tes hipersonik, meskipun Joe Biden menyatakan keprihatinan tentang hal itu ketika laporan awal muncul bulan lalu.

Tiongkok telah berjanji sejak 1964 bahwa mereka tidak akan menjadi pihak pertama dalam konflik yang menggunakan senjata nuklir.

Baca Juga: Lirik Lagu Cara Mencintaimu - Anggi Marito, Sedang Trending di YouTube Musik

Media South China Morning Post melaporkan pada bulan Oktober bahwa Beijing telah mengulangi kebijakan tidak ada penggunaan pertama, meskipun beberapa pejabat mendesak untuk mempertimbangkannya kembali.

Sedangkan AS telah berulang kali menolak untuk mengadopsi kebijakan tidak akan menjadi pihak pertama, tetapi berjanji untuk tidak menggunakan nuklir terhadap negara-negara yang tidak memilikinya.

Bulan lalu, Hyten memperingatkan bahwa Tiongkok dapat segera melampaui kemampuan militer Amerika jika negara itu tidak melakukan sesuatu untuk mengubahnya.

Baca Juga: Bandingkan Kondisinya dengan Rizky Billar, Atta Halilintar Sebut Lebih Beruntung dari Suami Lesti Kejora

“Yang perlu Anda khawatirkan adalah bahwa dalam lima tahun terakhir, atau mungkin lebih lama, Amerika Serikat telah melakukan sembilan uji coba rudal hipersonik, dan pada saat yang sama Tiongkok telah melakukan ratusan,” katanya.

“Kecepatan mereka bergerak dan lintasan yang mereka tempuh akan melampaui Rusia dan Amerika Serikat jika kita tidak melakukan sesuatu untuk mengubahnya,” tambah Hyten.

AS sendiri kini telah mulai mengambil beberapa tindakan defensif di Pasifik setelah pengujian dan sedang menguji sistem anti-rudal Iron Dome di Guam.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: New York Post

Tags

Terkini

Terpopuler