Terlibat Diskusi Alot Soal Perubahan Iklim, Lima Negara Ini Sumbang 80 Persen Emisi Gas Rumah Kaca Dunia

31 Oktober 2021, 17:45 WIB
Beberapa negara G20 berdiskusi alot terkait isu perubahan iklim dan dampaknya pada pemanasan global. /REUTERS/Kirsty Wigglesworth

PR TASIKMALAYA - Para pemimpin blok G20 berdiskusi pada Minggu untuk membicarakan isu perubahan iklim.

Diskusi mengenai perubahan iklim tersebut berlangsung cukup alot di mana para pemimpin blok G20 memiliki pandangan masing-masing.

Hari pertama pada Konferensi Tingkat Tinggi Roma, para pemimpin G20 berkumpul untuk membahas kesehatan dan ekonomi di mana pembicaraan tentang perubahan iklim akan berlangsung pada Minggu, 31 Oktober 2021.

Baca Juga: Ditanya Soal Ariel Noah, Luna Maya Bahas Perasaan yang Tak Terbalas: Kalau Cuman Satu Aja Itu...

Ilmuwan dan aktivis kemungkinan akan kecewa kecuali para pemimpin tersebut melakukan terobosan baru terkait perubahan iklim.

Blok G20 yang terdiri dari Brasil, Tiongkok, India, Jerman, dan Amerika Serikat menyumbang sekitar 80 persen emisi gas rumah kaca dunia.

Menurut para ilmuwan, emisi gas rumah kaca mesti dikurangi secara signifikan untuk menghindari bencana iklim.

Baca Juga: Curiga karena Wajah Kenzo Mirip Rudy Salim, Baim Wong: Jangan-jangan..

Oleh karena itu, pertemuan akhir pekan tersebut dipandang sebagai peristiwa penting menuju konferensi perubahan iklim COP26 PBB yang dihadiri 200 negara di Glasgow, Skotlandia.

Pertemuan tersebut akan dihadiri oleh pemimpin G20 yang langsung terbang dari Roma.

Salah seorang aktivis, Oscar Soria mengaku kecewa terkait isu perubahan iklim yang bukan menjadi bahasan utama KTT di Roma.

Baca Juga: Tips Mental Health, Cara Berhenti Menyalahkan Diri Sendiri dengan Tepat

"Laporan terbaru mengecewakan, dengan sedikit rasa urgensi dalam menghadapi keadaan darurat yang nyata," kata Oscar Soria pada 31 Oktober 2021, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters.

Menurutnya, para pemimpin dunia harus melakukan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah perubahan iklim.

"Kita membutuhkan komitmen dan tindakan nyata," kata aktivis Avaaz tersebut.

Baca Juga: PT KAI Perpanjang Masa Berlaku Hasil Tes RT-PCR untuk Syarat Naik Kereta Api Jarak Jauh

Draf kelima dari pernyataan akhir G20 diketahui tidak menyinggung aksi iklim dibandingkan versi sebelumnya.

Sementara itu, PBB menargetkan untuk membatasi pemanasan global dengan kenaikan 1,5 derajat Celsius.

Target tersebut menurut para ahli dinilai sebagai batas untuk menghindari peristiwa ekstrem seperti kekeringan, badai, dan banjir.

Baca Juga: Minder Jadi Alasan Eryck Amaral Cerai dari Aura Kasih, Deddy Corbuzier: Egonya Cowok Gitu

Salah satu negara G20, Tiongkok menargetkan nol emisi pada 2060.

Sementara itu, India dan Rusia belum berkomitmen untuk nol emisi gas rumah kaca.

Sebelumnya, para menteri energi dan lingkungan G20 berkumpul di Naples pada Juli lalu gagal mencapai kesepakatan waktu untuk menghapus subsidi bahan bakar fosil dan batu bara.

Baca Juga: Jadi Keluarga Besar, Krisdayanti Ungkap Soal Wacana Liburan Bersama: Bayangin Ber-70 Itu Gimana

Kali ini, para pemimpin G20 didesak untuk segera menetapkan waktunya pada puncak akhir pekan ini.

Beberapa negara berkembang enggan berkomitmen pengurangan emisi yang tajam sampai negara-negara kaya memenuhi janjinya 12 tahun lalu.

12 tahun lalu negara-negara kaya tersebut menjanjikan subsidi 100 miliar dollar AS mulai 2020 untuk membantu mengatasi dampak pemanasan global.

Baca Juga: Kim Seon Ho Diminta Penggemar Kembali ke Acara 2 Days 1 Night, Begini Kata Tim Produser

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan jika janji tersebut belum ditepati dapat berkontribusi pada ketidakpercayaan.***

Editor: Amila Yosalfa Fauziah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler