Donald Trump Dilaporkan Jatuh Bangkrut, Sejumlah Perusahaan Terafiliasi Ingin Cepat-cepat Hengkang

30 Oktober 2021, 06:00 WIB
Donald Trump dilaporkan mengalami kebangkrutan. /REUTERS/Octavio Jones

PR TASIKMALAYA - Kabar seputar Donald Trump tak henti-hentinya menarik perhatian publik.

Terbaru, ada laporan yang membeberkan bahwa saat ini sejumlah bisnis milik Donald Trump khususnya di bidang properti dilaporkan mengalami kebangkrutan.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Reuters, Donald Trump bisa sampai jatuh bangkrut gegara bersikeras soal kecurangan yang menurut mantan presiden Amerika Serikat (AS) tersebut mewarnai pemilu tahun lalu.

Donald Trump mungkin bisa terus bersikeras bahwa kemenangan Joe Biden dari pemilu 2020 adalah hasil kecurangan.

Baca Juga: Single Kedua Amel Amelia Dianggap Tak Cocok, Produser Angkat Bicara Soal Tema Lagu

Akan tetapi semakin banyak dirinya berkoar-koar soal kecurangan yang tidak ada buktinya itu, makin terperosoklah Donald Trump ke dalam jurang kebangkrutan.

Sebelum Donald Trump sibuk nyapres, bisnis propertinya serta penggunaan namanya saja bisa meraup keuntungan hingga jutaan Dolar.

Merk dagang Trump awalnya disamakan sebagai kekayaan dan kesuksesan.

Akan tetapi setelah pernah menjabat jadi presiden kemudian memicu keributan di Gedung Capitol pada awal tahun ini, nama Donald Trump dan sejumlah bisnisnya pun diasosiasikan dengan kekerasan juga kegagalan.

Baca Juga: Gegara Shireen Sungkar, Momen Curhat Sedih Zaskia Sungkar Disebut Malah Jadi Lucu

Alhasil, pendapatan Donald Trump dari bisnis properti mahalnya pun makin hari makin merosot.

Banyak gedung milik kepunyaan mantan presiden AS itu kini jadi sepi penyewa.

Kerugian makin ditambah dengan hutang nyapres yang dibeberkan Trump Organization saat Donald Trump pertama kali terpilih sebagai presiden AS pada tahun 2016 lalu.

Mungkin masalah yang melilit masih dirasa kurang cukup, Donald Trump pun nekat mendirikan perusahaan media sosial (medsos) sendiri.

Baca Juga: Tes Psikologi Kepribadian: Apa yang Kamu Lihat Pertama, Beruang atau Telur? Ungkap Karakter dalam Dirimu

Langkah ini diambil Donald Trump lantaran sakit hati telah diblokir oleh Facebook juga Twitter.

Di tanggal 20 Oktober kemarin, Donald Trump mengumumkan pendirian perusahaan medsosnya.

Sejumlah investor berbondong-bondong membeli saham perusahaan Digital World Acquisition, perusahaan yang kabarnya siap lakukan merger dengan Trump Media and Technology Group.

Saham yang dimiliki Digital World Acquisition dilaporkan saat ini sudah mencapai dua triliun Dolar (sekitar Rp29 kuadriliun).

Baca Juga: Tes Kepribadian: Apa yang Pertama Anda Lihat? Bongkar Masalah Terbesar Anda Saat Ini

Sementara gabungan saham yang dimiliki perusahaan medsos Donald Trump kabarnya mencapai 69 persen.

Akan tetapi perwakilan Donald Trump enggan memberitahu media soal seberapa besarkah kepemilikan mantan presiden AS itu akan Trump Media.

Atas tuduhan sang ayah yang jatuh bangkrut, Eric Trump membantahnya secara tegas.

Saat ini, putra kedua dari Donald Trump sekaligus pemimpin Trump Organization tersebut menjelaskan bahwa justru bisnis ayahnya sedang berada di puncak.

Baca Juga: Meghan Markle Pakai Jam Tangan Emas Ikonik Milik Mendiang Putri Dunia, Segini Harganya!

Eric Trump juga mengakui bahwa baru-baru ini bisnis ayahnya mendapatkan pinjaman tunai sebesar 162 juta Dolar (sekitar Rp2,3 triliun).

Dan pinjaman ini bisa dibuktikan oleh dokumen yang dirilis Vornado Realty Trust (VNO.N).

“Kami sedang menduduki aliran dana keras,” ucap Eric Trump.

Juru bicara (jubir) Donald Trump juga membantah keterlibatan mantan presiden AS tersebut di dunia politik sampai membuatnya bangkrut.

Baca Juga: Keluarga Anang Hermansyah dan Raul lemos Bertemu, Gus Miftah Sampaikan Ini untuk Atta Halilintar

“Perusahaan properti berjalan baik-baik saja. Jelas terlihat di Florida dan sekitarnya,” jelas jubir Donald Trump, Liz Harrington melalui email.

“Mengingat adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan industri properti mengalami masa-masa sulit, perusahaan Tuan Trump justru hebatnya masih dalam keadaan baik-baik saja,” sambung Liz Harrington.

Meski sudah dibantah secara pribadi oleh Eric Trump dan sang jubir, bangkrutnya Donald Trump bisa dibuktikan oleh laporan keuangan.

Ketika pandemi Covid-19 mulai melanda AS per tahun lalu, pendapatan keluarga Trump dari bisnis golf dan hotel dilaporkan merosot tajam.

Baca Juga: Bandingkan Kecantikan Lesti Kejora dengan Aurel Hermansyah, Pria Luar Negeri Puji Mereka Habis-habisan!

Bisnis hotel Trump di Las Vegas yang pada tahun 2017 bisa meraup keuntungan hingga 22,9 juta Dolar (sekitar Rp326 miliar), cuma meraup keuntungan sebesar 9,2 juta Dolar (sekitar Rp131 miliar) sepanjang tahun 2020 hingga 20 hari pertama tahun 2021.

Donald Trump kemudian berusaha menutupi kekurangan dananya dengan cara menjual sejumlah propertinya dengan harga mahal.

Seperti Trump International Hotel yang berlokasi di bekas gedung pemerintahan di Washington, D.C.

Harga awal yang ditawarkan yaitu 500 juta Dolar (sekitar Rp7,1 triliun).

Baca Juga: Lesti Kejora Disebut Tak Cantik oleh Lina Mukherjee, Reaksi Pria Luar Negeri Justru Sebaliknya: Manis

Akan tetapi lantaran tak laku dijual, hingga kini Trump International Hotel masih dibebani biaya menjalankan bisnis yang setahunnya mencapai tiga juta Dolar (sekitar Rp43 miliar).

Awal dari kehancuran bisnis Donald Trump yaitu pada tahun 2017.

Kala itu, Donald Trump ketahuan memaksakan kehendaknya sebagai presiden AS agar beban pajak yang dibebankan terhadap resort golf Doral miliknya bisa dikurangi.

Gegara skandal ini, sejumlah turnamen dan acara amal yang biasanya digelar di resort golf Trump pun jadi dibatalkan.

Baca Juga: Nenek Berusia 80 Tahun Asal Malaysia Kagetkan Warganet Usai Ikut Mendaki

Semata-mata demi menghindari terseret nama Trump.

Adapun nama Trump saat ini dianggap kelewat toxic sehingga sejumlah bisnis yang beralifiasi dengannya pun memutuskan untuk cepat-cepat hengkang dari gedung yang disewakan keluarga Trump.

Dua penyewa terbesar dari gedung Trump yaitu Girl Scouts dan organisasi nonprofit TB Alliance masih berpikir keras supaya bisa membatalkan kontrak sewa.

Pemikiran ini muncul gegara Donald Trump memimpin aksi pemberontakan di Gedung Capitol tanggal 6 Januari 2021.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Mana Jenis Anjing Favorit Anda? Pilihannya akan Mengungkap Karakter Diri

Diakui salah satu agen properti bernama Ruth Colp-Haber, kebanyakan penyewa di New York saat ini sudah tidak ada lagi yang mau berurusan dengan gedung Trump.

Kekosongan gedung Trump kabarnya sudah berlangsung selama lima tahun terakhir.

Pada tahun 2015 lalu, Donald Trump secara pribadi mengambil pinjaman sebesar 26 juta Dolar (sekitar Rp370 miliar) untuk menjamin gedung 40 Wall Street.

Per tahun lalu, gedung itu didaftarkan berada dalam posisi riskan lantaran pendapatannya dianggap tidak sejalan dengan besaran cicilan pinjaman yang harus dibayarkan.

Baca Juga: Wanita AS yang Bantu Bunuh Ibu Sendiri di Bali Dibebaskan dari Penjara

Kemudian resort golf Doral serta hotel di Washington dan Chicago juga berhasil diamankan Donald Trump yang meminjam 340 juta Dolar (sekitar Rp4,8 triliun) dari Deutsche Bank (DBKGn.DE).

Pinjaman ini menjadikan Donald Trump sebagai peminjam terbesar dari Deutsche Bank.

Semenjak kejadian di Gedung Capitol, Deutsche Bank tidak lagi ingin berurusan dengan Donald Trump dan pinjamannya harus sudah dilunasi pada tahun 2023 atau maksimal 2024.

Sementara itu, meski Donald Trump tidak ingin mengakui kebangkrutannya, aksinya mengganti merk dagang hotelnya dianggap sebagai bukti kejatuhannya.

Baca Juga: Akui Atta Halilintar Belum Meminta Nama Anak, Gus Miftah Malah Sebut Artis Ini yang Lebih Dulu

Awalnya hotel mewah, kini Trump Organization malah mengemas keduanya menjadi hotel kelas bintang lima dengan harga kelewat murah.

Yaitu Scion sebagai hotel bintang lima harga menengah ke atas serta American Idea untuk para wisatawan berbudget minim.

Meski bisnisnya dilaporkan jelas-jelas berada di ambang kebangkrutan, Donald Trump bersikeras akan kembali nyapres pada tahun 2024 nanti.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler