Siap Jadi Negara Republik dan Tinggalkan Ratu Inggris, Barbados Pilih Presiden Pertama

22 Oktober 2021, 12:46 WIB
Barbados meninggalkan Ratu Elizabeth dari Inggris sebagai kepala negara mereka dengan memilih Presiden pertama negara itu. /Pixabay/jorono

PR TASIKMALAYA – Barbados telah melakukan pemilihan presiden pertamanya untuk menggantikan Ratu Elizabeth dari Inggris sebagai kepala negara.

Langkah Barbados tersebut merupakan yang pertama kali untuk secara resmi menjadi negara republik dan menghapus masa lalu kolonial pulau Karibia itu.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Al Jazeera, Sandra Mason terpilih sebagai Presiden Barbados dengan dua pertiga suara dari sesi gabungan Dewan Majelis dan Senat negara itu.

Baca Juga: Tonton Tom Holland dan Mark Wahlberg Berburu Harta Karun Terbesar di Trailer Film Live-Action Uncharted!

Menurut pemerintah dalam sebuah pernyataan, pemilihan presiden di Barbados itu merupakan sebuah tonggak sejarah dalam jalan menjadi negara republik.

Barbados yang merupakan bekas jajahan Inggris itu memperoleh kemerdekaan pada tahun 1966.

Negara berpenduduk kurang dari 300.000 itu telah lama mempertahankan hubungan dengan monarki Inggris.

Baca Juga: Sebelum Berangkat Honeymoon ke Turki, Rizky Billar Ungkap Pantangan Soal Kandungan Lesti Kejora, Kenapa?

Tetapi seruan untuk kedaulatan penuh dan kepemimpinan dalam negeri telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Mason akan dilantik pada 30 November, peringatan 55 tahun kemerdekaan negara itu dari Inggris.

Mason merupakan seorang mantan ahli hukum yang telah menjadi gubernur jenderal pulau itu sejak 2018, dia juga wanita pertama yang melayani di Pengadilan Banding Barbados.

Baca Juga: Batal Kunjungi Irlandia Utara, Bagaimana Kondisi Kesehatan Ratu Elizabeth II Sebenarnya?

Perdana Menteri Barbados Mia Mottley menyebut pemilihan presiden sebagai momen penting dalam perjalanan negara itu.

“Kami baru saja memilih seorang wanita yang unik dan penuh semangat Barbadian, tidak berpura-pura menjadi apa pun dan mencerminkan nilai-nilai kami,” kata Mottley setelah pemilihan Mason.

Wazim Mowla dari lembaga pemikir Dewan Atlantik mengatakan bahwa pemilihan itu dapat menguntungkan Barbados baik di dalam maupun di luar negeri.

Baca Juga: Termasuk Mencegah Kanker, Inilah 4 Manfaat dari Buah Semangka untuk Kesehatan

Langkah tersebut membuat Barbados, sebuah negara berkembang kecil, menjadi pemain yang lebih sah dalam politik global.

Mowla juga menyebut bahwa pemilihan presiden pertama tersebut dapat berfungsi sebagai langkah pemersatu dan nasionalistik yang dapat menguntungkan kepemimpinannya saat ini di dalam negeri.

“Pemimpin Karibia lainnya dan warganya kemungkinan akan memuji langkah itu, tetapi saya tidak berharap orang lain mengikutinya,” tambah Mowla.

Baca Juga: Kalahkan Lesti Kejora, Ayu Ting Ting Jadi Artis dengan ‘Kehidupan Tersilet’ hingga Disebut Wanita Kuat

“Langkah ini akan selalu dipertimbangkan hanya jika itu demi kepentingan terbaik masing-masing negara,” tandasnya.

Mottley mengatakan keputusan negara itu untuk menjadi republik bukanlah kutukan atas masa lalu Inggrisnya.

"Kami berharap dapat melanjutkan hubungan dengan raja Inggris," ujarnya.

Baca Juga: KH Hasyim Asyari dan Resolusi Jihad NU, Tonggak Sejarah Diperingatinya Hari Santri Nasional

Barbados diklaim oleh Inggris pada tahun 1625, dan kadang-kadang disebut "Little England" karena kesetiaannya pada kebiasaan Inggris.

Pulau paling timur Karibia ini juga terkenal sebagai tempat kelahiran penyanyi superstar Rihanna, yang merupakan duta Barbados yang bertugas mempromosikan pendidikan, pariwisata, dan investasi.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler