UNICEF Sebut 10.000 Anak-anak Yaman Tewas atau Cacat Dalam Perang

19 Oktober 2021, 20:38 WIB
Artis Haifa Subay melukis mural tentang penderitaan anak-anak di masa perang sebagai bagian dari kampanye 'Korban Diam' di Sanaa, Yaman 20 November 2017. /REUTERS/Khaled Abdullah

PR TASIKMALAYA - Sepuluh ribu anak Yaman dilaporkan tewas atau cacat dalam konflik di negara itu, kata dewan anak-anak UNICEF.

Jumlah korban itu terhitung sejak koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi pada Maret 2015 setelah kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran menggulingkan pemerintah Yaman.

“Konflik Yaman baru saja mencapai tonggak sejarah yang memalukan,” juru bicara UNICEF James Elder dalam briefing PBB di Jenewa setelah kembali dari kunjungan ke Yaman.

Baca Juga: Mulai 26 Oktober 2021, Pembelian Tiket Kereta Api Wajib Menggunakan KTP untuk WNI dan Paspor untuk WNA

"(Ada) 10.000 anak yang terbunuh atau cacat sejak … Maret 2015," sambungnya.

"Itu setara dengan empat anak setiap hari," kata Elder, menambahkan bahwa lebih banyak lagi kematian atau cedera anak yang tidak dilaporkan.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, empat dari setiap lima anak - dengan total 11 juta - membutuhkan bantuan kemanusiaan di Yaman.

Baca Juga: Bukan Amanda Manopo, Arya Saloka Terpesona pada Sosok Artis Wanita Ini Sejak Lama: Pacar Khayalan

Sementara 400.000 anak menderita kekurangan gizi akut, kata Elder, dan lebih dari 2 juta tidak bersekolah.

Upaya yang dipimpin PBB untuk merancang gencatan senjata nasional telah terhenti.

Hal itu disebabkan karena Arab Saudi dan Houthi menolak kompromi untuk mengakhiri perang yang telah terjadi lebih dari enam tahun itu.

Baca Juga: Lihat Cara Rachel Vennya Sampaikan Klarifikasi, Pakar Ekspresi Tegas: Menyembunyikan Sesuatu...

Perang itu telah menyebabkan apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

Sebelumnya, ratusan warga Yaman terjebak oleh pertempuran sengit antara pemerintah dan pasukan Houthi di provinsi Marib utara, kata penduduk dan seorang pejabat setempat pekan lalu, setelah pertempuran untuk menguasai wilayah yang kaya gas itu membuat sekitar 10.000 orang mengungsi bulan lalu.

Sebuah laporan PBB pada 13 Oktober, mengutip informasi awal yang belum dikonfirmasi bahwa enam warga sipil tewas bulan lalu di Shabwa, yang memiliki ladang minyak dan satu-satunya terminal gas alam cair Yaman.

Baca Juga: NASA Merencanakan Pembuatan WiFi di Bulan yang Akan diuji untuk Menjangkau Kesenjangan Digital

Dikatakan sembilan warga sipil telah tewas di Marib selatan selama September dan Oktober.

PBB mengatakan hampir 10.000 orang mengungsi di Kegubernuran Marib bulan lalu saja, dengan lebih dari 4.200 orang melarikan diri dari distrik selatan Harib, al-Jubah dan Rahabah.

Distrik keempat, al-Abdiyah, telah dikepung sejak 23 September, menghalangi pergerakan warga sipil dan menghambat aliran bantuan kemanusiaan, termasuk pasokan medis, kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

Pasukan Houthi telah menduduki posisi 18 km barat Marib dan berusaha maju ke tempat lain untuk mengepung kota, yang menampung ratusan ribu orang yang terlantar secara internal.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler