PR TASIKMALAYA - Presiden AS Joe Biden memuji keberhasilan yang luar biasa atas penarikan pasukan dan warga AS dari Kabul, Afghanistan.
Pujian tersebut dilemparkan Joe Biden kepada anggota pasukan AS, diplomat, dan intelijen profesional atas keterampilan dan keberanian mereka.
Joe Biden juga menyebut bahwa evakuasi itu menjadi salah satu penerbangan terbesar dalam sejarah.
Lebih dari 120 ribu orang telah diterbangkan dari Kabul, dan perang 20 tahun pun telah secara resmi berakhir.
Menurut Joe Biden tidak ada negara lain yang pernah melakukan hal seperti itu sepanjang sejarah.
Sementara itu, AS telah memulai tahap terakhir penarikannya dari Afghanistan pada Mei 2021, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari news.com.au.
Ibukota Afghanistan jatuh ke tangan Taliban pada 15 Agustus 2021, disusul kemudian oleh serangan bom bunuh diri di bandara internasional Kabul.
Dalam peristiwa ledakan itu, 13 anggota militer AS dan 170 orang lainnya ditemukan tewas.
Taliban merayakan kembalinya kekuasaan total atas berakhirnya perang 20 tahun segera setelah pasukan terakhir AS keluar dari Afghanistan.
Konflik militer terpanjang Amerika Serikat tersebut berakhir pada Senin malam, 30 Agustus 2021, ketika pasukannya meninggalkan bandara Kabul.
Taliban kemudian menyerbu bandara dan menembakkan senjata ke langit di seluruh kota Kabul untuk merayakan.
Kekuasaan tersebut akhirnya kembali ke tangan Taliban setelah pasukan AS menyerbu pada tahun 2001, beberapa minggu pasca insiden 11 September.
Baca Juga: Sentil Wakil Rakyat, Fahri Hamzah: yang Diberi Amanah Lalai dan Sibuk Pencitraan
Selama ini, Taliban dikenal dengan pemberlakuan sistem peradilan yang brutal, termasuk kepada kaum perempuan dan anak-anak.
Sebelumnya, Taliban telah berulang kali menjanjikan pemerintahan yang lebih toleran dibandingkan dengan pemerintahan mereka yang pertama.
“Kami ingin memiliki hubungan baik dengan AS dan dunia," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.
"Kami menyambut baik hubungan diplomatik dengan mereka semua,” tambahnya.
Zabihullah Mujahid menekankan bahwa di kemudian hari. pasukan keamanan Taliban akan bersikap lembut dan baik.
Kini Taliban tengah menghadapi tantangan berat untuk berubah dari kelompok pemberontak menjadi pemerintah.
Taliban juga telah meminta Turki untuk menangani logistik sementara mereka mengelola kendali keamanan.
Tetapi Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, belum menyepakati tawaran tersebut.***