Resmi Ditetapkan Sebagai Gender Ketiga, Pakistan Buka Sekolah Pertama untuk Kaum Transgender

9 Juli 2021, 06:45 WIB
Ilustrasi - Pakistan resmi buka sekolah untuk kaum transgender. /Pixabay/lourdesnique

PR TASIKMALAYA - Pakistan telah membuka sekolah pertama yang diperuntukkan bagi para siswa transgender.

Pembukaan sekolah yang dikelola secara resmi oleh pemerintah itu dilakukan pada hari Kamis, 8 Juli 2021, di pusat kota Multan.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Washington Post, pembukaan sekolah untuk transgender ini disambut baik oleh para aktivis HAM.

Baca Juga: Berawal dari Pengakuan Sosok ini, Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Berhasil Ditangkap

Murad Rass, Menteri Pendidikan Provinsi Punjab, Pakistan, berjanji akan membangun lebih banyak sekolah seperti itu di masa depan.

Sekolah yang didirikan oleh departemen pendidikan di Multan, Provinsi Punjab, itu dibuka pada hari pertama dengan 18 siswa terdaftar.

Melalui cuitan di akun Twitter-nya, Murad menyebut bahwa segala sesuatu yang dibutuhkan para siswa telah disediakan.

Baca Juga: Ruhut Sindir Polisi yang ‘Sembunyikan’ Wajah Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie, Netizen: Uang Berbicara

Ia pun berharap sekolah akan membantu kaum waria untuk mendapatkan kesempatan kerja yang lebih baik di kemudian hari.

Lebih banyak siswa trans diharapkan untuk mendaftar tepat waktu di sekolah di Multan, di mana kelas yang ditawarkan ialah kelas 1-12.

Di daerah konservatif di Pakistan, orang-orang transgender seringkali dianggap orang buangan oleh masyarakat.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Terus Pecah Rekor, Fadli Zon Desak Jokowi Minta Bantuan Internasional

Kaum transgender seringkali menjadi korban pelecehan seksual, diserang, dan bahkan dibunuh.

Kondisi ini membuat mereka ragu untuk mendaftar di sekolah reguler demi menghindari tindak diskriminasi.

Dengan dibukanya sekolah ini, Ayesha Mughal, salah seorang transgender, menyampaikan ucapan terimakasihnya.

Baca Juga: SELAMAT! NCT Dream, Stray Kids, dan ATEEZ Menangi Sertifikasi Penjualan Album Terbaik dari Gaon!

Selama bertahun-tahun, Ayesha telah berjuang untuk mengampanyekan hak-hak komunitasnya.

“Kami berterima kasih kepada pemerintah yang telah membuka sekolah ini dan memberikan pendidikan gratis kepada komunitas kami,” kata Ayesha.

Di Pakistan, kaum transgender sering dipaksa mengemis, menari, dan bahkan prostitusi untuk mendapatkan uang.

Baca Juga: Denmark ‘Dirampok’ Wasit saat Lawan Inggris, Coach Justin: Buat Gue ‘This is Boring Match’

Namun, hal ini mulai berubah pada tahun 2019, ketika Mahkamah Agung Pakistan menetapkan transgender sebagai gender ketiga.

Sebelumnya, kaum transgender sering ditolak dalam pengobatan karena menyulitkan dalam memutuskan apakah mereka akan dirawat di bangsal laki-laki atau perempuan.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: The Washington Post

Tags

Terkini

Terpopuler