Ingin Jadi Anggota Penuh UE, Turki Desak Uni Eropa Bertindak Masuk Akal Dalam Sengketa Gas Alam

9 Desember 2020, 14:46 WIB
Bendera Turki /Pixabay/Sevgi001461 /

PR TASIKMALAYA - Negara Turki mendesak Uni Eropa untuk menggunakan akal sehatnya dalam mengakhiri perselisihan mengenai eksplorasi gas alam.

Sebelumnya polemik tersebut berpengaruh terhadap sengketa wilayah di Mediterania Timur dan menimbulkan ancaman sanksi dari para pemimpin Uni Eropa.

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menegaskan kembali bahwa Ankara ingin bergabung dengan UE sebagai anggota penuh.

Baca Juga: Hoaks Atau Fakta: Benarkah Gedung Kemensos Terbakar Usai Menteri Sosial Jadi Tersangka Korupsi?

Ia pun menyatakan bahwa pernyataan UE yang menuduh Ankara memicu ketegangan adalah salah.

Negara anggota UE, Yunani telah melanjutkan langkah-langkah provokatif meskipun ada upaya diplomatik Turki.

Senin, 7 Desember 2020 para menteri luar negeri UE mengatakan Turki telah gagal membantu mengakhiri perselisihan dengan negara-negara anggota Yunani dan Siprus mengenai potensi sumber daya gas.

Namun mereka meninggalkan keputusan tentang sanksi pembalasan untuk pertemuan puncak UE.

Baca Juga: Dikunjungi Deddy Corbuzier, Mantan Kepala BIN Hendropriyono Kaget Lihat Mentalis Bengkokan Sendok

“Mereka harus adil dan jujur ​​di sini. Jika mereka juga berpikir secara strategis dan masuk akal, tidak hanya di puncaknya tetapi selalu (bersikap seperti itu, red.), dan kami mencapai suasana yang positif, kami dapat meningkatkan hubungan kami,” kata Cavusoglu, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters. 

"Kami hanya bisa menyelesaikan masalah kami dengan dialog dan diplomasi," lanjutnya.

Ia mengatakan ingin meningkatkan hubungan mereka dengan UE. Mereka tidak mengatakan hal tersebut karena ada agenda lain.

“Kami selalu ingin meningkatkan hubungan kami berdasarkan keanggotaan penuh,” ujarnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler