ABK Tenggelam di Sungai Musi, Tim SAR Gabungan Temukan Korban di Area Pabrik Pupuk

25 November 2020, 15:15 WIB
Ilustrasi jenzah. //Pixabay//Clker-Free-Vector-Images/

PR TASIKMALAYA – Seorang Anak Buah Kapal (ABK) Tugboat Atlas yang tenggelam setelah dihantam angin kencang di Sungai Musi pada Selasa malam, 24 November 2020 telah dievakuasi Tim SAR gabungan.

Dalam keterangannya, Kepala Basarnas Sumsel Hery Marantika pada Rabu, 25 November 2020 menyatakan, ABK yang bernama Syafarudin (60) ditemukan sekitar 10 meter dari lokasi awal tenggelam.

Korban ditemukan pada pukul 09.30 WIB di area pabrik pupuk PT Pusri.

Baca Juga: Usai Edhy Ditangkap, Ferdinand Hutahaean Colek Ganjar Pranowo: Waspada Mas!

Pada Selasa malam, Tugboat (TB) Atlas GT 14 tersebut sedang menarik Kapal Tongkang Sriwijaya.

Kapal itu dibawa oleh empat orang ABK dari Pulau Kemaro menuju perairan Bagus Kuning Plaju.

Pada pukul 21.45 WIB TB Atlas tiba-tiba miring ke kanan dan langsung tenggelam setelah lambung kiri kapal dihantam angin kencang yang saat itu diiringi hujan deras di area PT Pusri.

Dalam peristiwa itu, tiga orang ABK berhasil menyelamatkan diri. Diantaranya Alex (36), Beni (36) dan Deni (57) yang terjun dan berenang ke Kapal Tongkang Sriwijaya.

Baca Juga: Wujudkan Pilkada Sehat, Wakil Gubernur Jawa Barat Minta Kerja Sama Semua Stakeholder

Sementara itu, Syafarudin tidak dapat menyelamatkan diri dan masih berada di dalam TB Atlas yang tenggelam.

Tim SAR Gabungan Basarnas Sumsel, KSOP Palembang, Lanal Palembang, Pol Airud Polda Sumsel, RS Pelabuhan Bombaru, dan masyarakat segera mencari keberadaan korban termasuk dengan metode penyelaman.

"Selan faktor cuaca dan derasnya arus sungai, keruhnya air sungai juga menjadi kendala tersendiri bagi tim SAR gabungan karena menghambat proses penyelaman," ungkapnya.

Masyarakat yang berkegiatan di Sungai Musi, diimbau Herry, agar mengutamakan keselamatan dalam beraktivitas.

Baca Juga: Edhy Abaikan Usulan DPR Hentikan Ekspor Benih Lobster, Komisi IV: Lakukan Manipulasi Data Ekspor

Terutama penggunaan jaket pelampung, sebab kejadian serupa sudah sering terjadi dan tidak sedikit menimbulkan korban jiwa.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler