Risiko Pasien Gangguan Jiwa Terus Meningkat, Begini Penjalasannya

- 3 Oktober 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi Depresi.*/PIXABAY.COM
Ilustrasi Depresi.*/PIXABAY.COM /

PR TASIKMALAYA – Gangguan jiwa umumnya dialami oleh orang yang memiliki beban hidup yang terbilang berat.

Beban hidup yang menjadi pemicu gangguan jiwa salah satunya karena faktor ekonomi, keluarga maupun dalam hal pendidikan.

Gangguan jiwa dapat dialami oleh siapun baik itu tua, muda, laki-laki, dan perempuan.

Baca Juga: Desas-desus Pengganti Jaksa Agung, Ahmad Sahroni Sindir Halus Arteria Dahlan

Terlebih ketika Covid-19 belum berakhir, kemungkinan penambahan orang dengan gejala gangguan jiwa akan terus meningkat.

Di masa ini, orang-orang cenderung menghadapi kesulitan khusunya masalah yang berkaitan dengan ekonomi.

Kementerian Kesehatan mencatat adanya peningkatan pasien gangguan kejiwaan dengan gejala kecemasan yang berlebih, depresi, hingga menimbulkan bunuh diri.

Baca Juga: Thanon Aria Ajak Humas Pemerintah jadi Sumber Informasi Pilihan Publik

Hal tersebut disebabkan karena adanya perasaan tertekan dari dampak pandemi virus Covid-19 yang hingga kini masih menjadi wabah di dunia.

“Ini tentu saja berdampak pada kesehatan jiwa. Berbagai tekanan, stress karena perubahan besar yang terjadi selama pandemi,” ucap Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Achmad Yurianto.

“Sangat berisiko meningkatkan masalah kesehatan jiwa di masyarakat,” lanjutnya.

Baca Juga: Google Arts and Culture Tambah Koleksi Motif di Hari Batik Nasional

Yurianto mengatakan, timbulnya beragam gejala masalah kesehatan jiwa tersebut, juga disebabkan karena adanya sejumlah aturan-aturan yang wajib diterapkan masyarakat.

Aturan tersebut diterapkan guna mencegah terjadinya penyebaran dan penularan virus Covid-19.

‘Tentang kecemasan, ketakutan, isolasi, jarak, dan pembatasan sosial, ketidakpastian, tekanan emosional, ini dialami oleh banyak orang di seluruh dunia akibat kondisi pandemi ini,” tutur Yuri.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Istri Positif Covid-19

Bahkan, menurut mantan Juru Bicara Covid-19 ini, maraknya pemberitaan dan informasi yang simpang siur di tengah masyarakat terkait dengan Covid-19 itu, juga menjadi salah satu faktor pendorong gangguan kejiwaan masyarakat.

“Kalau diperhatikan, mayoritas tayangan televisi banyak terisi dengan informasi terkait penambahan kasus pasien Covid-19 dan mungkin akan menambah masyarakat jauh lebih cemas,” kata dia.

“Dan virus tersebut akan mempengaruhi kesehatan jiwanya,” pungkasnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah