Doomscrolling di Media Sosial Berdampak Buruk pada Kesehatan Mental, Merasa Insecure hingga Kesepian

- 16 Februari 2024, 18:05 WIB
Ilustrasi dampak negatif media sosial./pixabay @ geralt
Ilustrasi dampak negatif media sosial./pixabay @ geralt /

Berikut adalah beberapa dampak buru media sosial terhadap kesehatan mental.

Dampak Buruk Media Sosial pada Kesehatan Mental

1. Koneksi dengan Dunia Nyata Berkurang

Ilustrasi media sosial yang menjadi salah satu penyebab FOMO
Ilustrasi media sosial yang menjadi salah satu penyebab FOMO

Baca Juga: Kata Pakar soal Dampak Media Sosial bagi Remaja dan Anak

Penelitian yang diterbitkan Canadian Journal of Behavioral Science, keterlibatan pasif dengan media sosial yang melibatkan tidak mengunggah, namun hanya melihat unggahan orang dikaitkan dengan rendahnya upaya mencari hubungan sosial, berkurangnya kesejahteraan dan stres yang lebih tinggi.

Peneliti menyebut ketika seseorang sering menggunakan media sosial, membuat mereka merasa kurang terhubung secara sosial.

2. Insecure

Terkhusus untuk perempuan, dampaak penggunaan ini dapat berdampak pada persepsi terhadap tubuh mereka dan rasa percaya diri. Di zaman yag 'terfilter' dan 'kesempurnaan' tubuh lebih ditekankan daripada kepositifan, perempuan kemungkinan memiliki pemikiran buruk terhadap dirinya.

Mereka kerap kali membandingkan tubuh mereka dengan orang lain dan melakukan berbagai upaya untuk bisa mendapatkan bentuk tubuh seperti orang lain yang mereka lihat.

3. Dampaknya Seperti Narkoba

Seorang ahli saraf mempelajari dampak dari penggunaan teknologi ini pada otak dan menemukan interaksi positif memicu reaksi kimia yang sama yang disebabkan oleh perjudian dan penggunaan narkoba.

Hal ini karena ketika seseorang mendapatkan notifikasi media sosial, otak akan mengirimkan pesan kimiawi yang dikenal sebagai dopamin yang membuat seseorang merasa 'bahagia'.

Dopamin dikaitkan dengan makanan, cinta, seks hingga obat-obatan dan media sosial. Berselancar di dunia maya diibaratkan seperti obat dan makanan, oleh karena initu, otak mengubah dirinya sendiri dan membuat pengguna semakin menginginkan mengklik tombol suka, retweet hingga komentar.

Halaman:

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Hindustan Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x