Waspada! Survei Menunjukkan Bahwa Seseorang Lebih Mudah Tertular Covid-19 dari Aggota Keluarga

- 31 Juli 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi virus corona. Pixabay
Ilustrasi virus corona. Pixabay /

PR TASIKMALAYA - Ahli epidemiologi Korea Selatan telah menemukan bahwa orang lebih mungkin untuk tertular virus corona dari anggota rumahnya sendiri daripada dari kontak dengan orang di luar rumah.

Hal itu didapatkan dari sebuah penelitian yang diterbitkan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada 16 Juli 2020.

Penelitian itu menunjukkan bahwa kurang dari 2% pasien terserang virus dari luar rumah.

Baca Juga: Objek Misterius Terekam Saat Bayi Tengah Terlelap Tidur, Netizen: Mungkin Itu Malaikat Pelindung

Sementara hampir 12% pasien terinfeksi dari kontak di dalam rumah nya sendiri.

Menurut kelompok umur, tingkat infeksi dalam rumah lebih tinggi, dan kasus pertama yang dikonfirmasi adalah remaja atau orang berusia 60-an hingga 70-an.

"Ini mungkin karena kelompok usia ini lebih cenderung melakukan kontak dekat dengan anggota keluarga karena kelompok ini lebih membutuhkan perlindungan atau dukungan," ujar Jeong Eun-kyeong, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) dan salah satu penulis penelitian.

Baca Juga: Belum Dipastikan Positif Covid-19, Mayat Seorang Wanita Dimakamkan dengan Masih Berbalut Baju Daster

Sementara Dr. Choe Young-june, asisten profesor Fakultas Kedokteran Universitas Hallym yang ikut memimpin penelitian ini, mengatakan anak-anak berusia sembilan tahun ke bawah paling tidak mungkin menjadi pasien indeks.

Anak-anak yang menderita Covid-19 juga lebih cenderung tidak menunjukkan gejala dibandingkan orang dewasa.

Hal itu membuat lebih sulit untuk mengidentifikasi kasus indeks dalam kelompok itu.

Baca Juga: Buat Resah Ratusan Warga Korea Selatan, Makhluk Seperti Cacing Kerap Muncul pada Persediaan Air

“Perbedaan dalam kelompok umur tidak memiliki signifikansi yang besar dalam terinfeksi Covid-19. Anak-anak bisa lebih kecil kemungkinannya untuk menularkan virus, tetapi data kami tidak cukup untuk mengonfirmasi hipotesis ini,” kata Choe, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters. 

Data untuk penelitian ini dikumpulkan antara 20 Januari dan 27 Maret, ketika virus corona baru menyebar secara eksponensial dan ketika infeksi harian di Korea Selatan mencapai puncaknya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x