Mengenal Greenwashing: Fenomena Perusahaan Gagal Fokus Soal Isu Lingkungan

- 31 Oktober 2022, 17:54 WIB
Mengenal istilah Greenwashing, salah satu fenomena gagal fokus soal isu lingkungan yang dikenalkan oleh Jay Westerveld.*
Mengenal istilah Greenwashing, salah satu fenomena gagal fokus soal isu lingkungan yang dikenalkan oleh Jay Westerveld.* /Pixabay.com/Gennaro_Leonardi

PR TASIKMALAYA – Pernahkah Anda mendengar istilah Greenwashing?

Istilah yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga Anda.

Mungkin Anda pernah mendengarnya dari orang-orang di sekitar Anda atau dari media sosial.

Namun, apa sebenarnya pengertian konkret Greenwashing itu sendiri?

Baca Juga: Tes IQ: 99 Persen Orang Keliru! Coba Temukan Huruf F pada Gambar dalam 15 Detik, Anda Bisa?

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Earth, berikut penjelasannya untuk Anda.

Greenwashing merujuk pada istilah dimana perusahaan atau organisasi menghabiskan lebih banyak waktu dan uang untuk ‘memasarkan’ dirinya tentang konsep keberlanjutan, daripada mengurangi dampak lingkungan dan mengimplementasikan konsep keberlanjutan itu sendiri.

Hal ini juga merujuk pada metode periklanan yang menipu untuk mendapatkan perhatian khalayak yang peduli dengan keberlangsungan alam dan planet ini.

Greenwashing biasanya menggunakan topik yang berkaitan dengan isu lingkungan, seperti perubahan iklim, polusi plastik di lautan, polusi udara maupun kepunahan spesies global.

Baca Juga: Hati-hati! Inilah 6 Fakta Sebenarnya Tentang Keamanan Internet yang Harus Diketahui Semua Orang

Sementara itu, kata ‘Greenwashing’ sendiri pertama kali diperkenalkan oleh ahli lingkungan, Jay Westerveld pada tahun 1986.

Saat itu, ia menulisi esai kritik tentang gerakan ‘selamatkan handuk’ yang terjadi di perhotelan.

Ia menyadari bahwa ada banyak sekali limbah yang dihasilkan oleh hotel, namun tidak menunjukkan ada upaya untuk membuat kondisi tersebut menjadi lebih berkelanjutan.

Lebih lanjut, menurutnya tindakan hotel tersebut justru dilakukan untuk mengurangi biaya.

Baca Juga: Tes IQ: Cuma si Jeli yang Bisa Temukan Lebih dari 1 Perbedaan pada Gambar Ayah dan Anak-anaknya Ini

Sehingga hotel tidak harus mencuci handuk terlalu banyak, namun memasarkan ide tersebut sebagai perilaku ‘ramah lingkungan’.

Lantas, mengapa perusahaan lekat dengan Greenwashing?

Alasannya sederhana, hal itu dilakukan karena perusahaan yang terlihat ‘etis’ akan membawa pada keuntungan.

Sebagaimana dilaporkan oleh McKinsey yang menemukan bahwa Gen Z (orang-orang yang lahir antara tahun 1996 hingga 2010) ternyata senang meghabiskan uang pada perusahaan yang terlihat etis.

Baca Juga: Napi Bandar Narkoba Kabur dari LP Cipinang , Masyarakat Bisa Bantu dengan Lihat Ciri-cirinya!

Bukan hanya itu, laporan dari Nielson Global Corporate Sustainability menemukan bahwa 66% konsumen akan menghabiskan uang mereka pada produk yang berkelanjutan.

Angka itu bahkan meningkat menjadi 73% di kalangan milenial.

Untuk itulah, perusahaan harus memiliki insentif untuk lebih peka pada isu sosial, atau setidaknya ‘terlihat seperti itu’.

Alasan lain yang menyebabkan perusahaan melakukan Greenwashing adalah karena mereka tidak mengetahui bahwa mereka sedang melakukan hal tersebut.

Baca Juga: Menpora Sebut Pemerintah Tidak Akan Campuri KLB PSSI yang Akan Digelar dalam Waktu Dekat

Banyak perusahaan tidak memiliki ahli yang memahami manfaat sebenarnya bagi lingkungan dan mana yang bukan.

Inilah alasan mengapa perusahaan butuh melakukan riset mengenai cara menjadi berkelanjutan dan menerapkannya pada tahapan operasi perusahaan tersebut.

Bukan hanya dengan tujuan ‘terlihat’ di hadapan konsumen.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Earth.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah