Limbah Tekstil Industri Fast Fashion Capai 92 Juta Ton Tiap Tahun, UN Fashion Charter Harapkan Aksi Nyata

- 1 Agustus 2022, 11:37 WIB
UN Fashion Charter harapkan aksi nyata usai ada 92 juta ton limbah tekstil industri fast fashion yang diproduksi tiap tahunnya.*
UN Fashion Charter harapkan aksi nyata usai ada 92 juta ton limbah tekstil industri fast fashion yang diproduksi tiap tahunnya.* /Pexels/ NEOSiAM 2020/

PR TASIKMALAYA – Industri fast fashion memberikan dampak bagi lingkungan.

Lebih lanjut, industri fast fashion telah menyebabkan 92 juta ton limbah tekstil setiap tahunnya dan diprediksikan akan mencapai 134 juta ton pada tahun 2030 mendatang.

Bukan hanya itu, fast fashion juga berkontribusi sekitar 10% dari emisi global, serta 20% mencemari air.

Menurut Piagam PBB terkait Aksi Iklim mengenai pernyataan industri yang mengungkapkan bahwa perusahaan tekstil berkomitmen untuk mencapai emisi nol pada tahun 2050 mendatang sebagai upaya mengatasi perubahan iklim.

Baca Juga: Tes Psikologi: Ketahui Hebatnya Kamu Hanya dengan Melihat Gambar, Apa yang Tampak Jelas di Sini?

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Earth, berikut ini penjelasan mengenai industri fast fashion, serta peran Piagam PBB dalam mengatasinya.

Industri pakaian dan tekstil telah menjadi salah satu sektor yang paling besar di dunia dengan keutungan mencapai 1.5 triliun dolar.

Namun, ada harga yang harus dibayar di baliknya, salah satunya fakta bahwa 92 juta ton limbah tekstil diproduksi setiap tahunnya.

Lantas, apa yang dilakukan PBB dalam mengatasi situasi ini?

Baca Juga: Ramalan Zodiak Mingguan 1-7 Agustus 2022: Sagitarius yang Didatangi Banyak Kesempatan

The UN Fashion Industry Charter for Climate Action, atau UN Fashion Charter hadir dengan misi untuk menekan emisi karbon hingga nol sebelum tahun 2050. Hal ini sejalan dengan tujuan

Paris Agreement yag menekan pemanasan global di bawah 1.5° C.

Pertama kali diresmikan UN climate summit COP24 di Katowice, Polandia pada Desember 2018 lalu, kemudian diperbarui pada COP26 di Glasgow, UK, November 2021 lalu.

The UN Fashion charter berfokus pada dampak industri pakaian bagi lingkungan, serta perannya dalam mencapai tujuan Paris Agreement.

Baca Juga: Tes Psikologi: Penulisan Huruf 'G' Berkaitan Erat dengan Bahasa Cinta dan Kepribadian Anda

Bukan hanya itu, untuk mencapai visi tersebut, maka industri perlu melakukan adaptasi secara lebih sistematis dan mendalam.

“Industri pakaian memiliki peluang yang unik untuk mengendalikan aksi iklim menggunakan kekuatan kolektifnya agar mengubah industri menjadi teknologi dan produk rendah karbon lewat Fashion Industri Charter for Climate Action,” ujar Niclas Syenningsen, Manajer UN Global Climate Action.

Bukan hanya itu, melalui Piagam ini, diharapkan muncul aksi nyata dalam menangani dampak lingkungan yang terjadi.

“Merek, pemasok, penjual, asosiasi industri dan koalisi yang menandatangani piagam memiliki peluang dan tanggungjawab untuk menjadikan kata-kata menjadi aksi nyata,” sambungnya.

Baca Juga: Tes IQ: Si Jago Observasi saja Menyerah Mencari 4 Anjing dalam Waktu 5 Detik

Bagaimana menurut Anda?***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Earth.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah