Jepang Akan Membuang Air Limbah dari Fukushima ke Laut, Ditentang Tiongkok Sebut Rugikan Negara Tetangga

- 13 April 2021, 15:40 WIB
Jepang akan lepaskan lebih dari 1 juta ton air terkontaminasi,
Jepang akan lepaskan lebih dari 1 juta ton air terkontaminasi, /Kyodo/via Reuters

PR TASIKMALAYA - Jepang akan melepaskan lebih dari 1 juta ton air yang terkontaminasi dari stasiun nuklir Fukushima yang hancur ke laut.

Pelepasan air pertama akan dilakukan dalam waktu sekitar dua tahun, dimana operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power diberi waktu untuk mulai menyaring air untuk menghilangkan isotop berbahaya membangun infrastruktur.

Mereka pun telah memperoleh persetujuan dari pemerintah Jepang.

Baca Juga: Indonesia Peringkat 102 Negara Terkorup, Sri Mulyani: Seluruh Kementerian Telah Melakukan Pencegahan Korupsi

Jepang berargumen bahwa pelepasan air diperlukan untuk melanjutkan penghentian pembangkit listrik tenaga nuklir yang lumpuh oleh gempa bumi dan tsunami 2011.

Hampir 1,3 juta ton air yang terkontaminasi disimpan dalam tangki besar di pabrik Fukushima Daiichi dengan biaya tahunan sekitar 100 miliar Yen (131 miliar Rupiah).

“Melepaskan air olahan adalah tugas yang tidak dapat dihindari untuk menghentikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Dai-ichi dan merekonstruksi daerah Fukushima,” kata Perdana Menteri Yoshihide Suga sebagaimana dikutip Tasikmalaya.pikiran-rakyat.com dari Reuters.

Baca Juga: Kesal Ditanya Soal Hubungan Asmara, Billy Syahputra: Gue Terima Sebagai Konsekuensi, Sudah Dikasih Allah

Tepco berencana menyaring air yang terkontaminasi untuk menghilangkan isotop, dan menyisakan tritium, isotop radioaktif hidrogen yang sulit dipisahkan dari air.

Tepco kemudian akan mengencerkan air sampai tingkat tritium turun di bawah batas regulasi, sebelum mengalirkannya ke laut.

Tritium dianggap relatif tidak berbahaya karena tidak mengeluarkan energi yang cukup untuk menembus kulit manusia.

Baca Juga: Dihantam Kereta, Sebuah Mobil di Banten Hancur Bagian Depan

Pembangkit nuklir lain di seluruh dunia juga secara rutin mengalirkan air dengan kadar isotop rendah ke laut.

Amerika Serikat mencatat bahwa Jepang telah bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional dalam menangani situs tersebut.

"Dalam situasi yang unik dan menantang ini, Jepang telah mempertimbangkan opsi dan efeknya, telah transparan tentang keputusannya, dan tampaknya telah mengadopsi pendekatan sesuai dengan standar keselamatan nuklir yang diterima secara global," begitu pernyataan dari Departemen Luar Negeri AS di situsnya.

Baca Juga: Dekat dengan Memes Pasca Putus dari Amanda Manopo, Billy Syahputra: Nilai Plusnya Dia Pintar

Rencana Jepang, mendapat reaksi negatif dari negara tetangganya seperti Tiongkok, Taiwan, dan Korea Selatan.

"Tindakan ini sangat tidak bertanggung jawab, dan akan sangat merusak kesehatan dan keselamatan publik internasional, dan kepentingan vital orang-orang di negara tetangga," begitu pernyataan kementerian luar negeri Tiongkok di situsnya.

Sementara Korea Selatan merasa prihatin bahwa keputusan tersebut dapat membawa dampak langsung dan tidak langsung pada keselamatan orang-orang kita dan lingkungan sekitarnya.

Baca Juga: Bahas Hal yang Boleh Dikonsumsi dengan Atta Halilintar, Aurel Hermasyah: Segelas Boleh kok Kalo Hamil

Sebuah artikel Scientific American melaporkan pada tahun 2014 bahwa tritium dapat meningkatkan risiko kanker.

Sementara menurut Tepco, air saat ini mengandung sejumlah besar isotop berbahaya meskipun telah diolah selama bertahun-tahun.

"Perhatian saya adalah tentang kontaminan radioaktif non-tritium yang masih tertinggal di tangki pada tingkat tinggi," kata Ken Buesseler, ilmuwan senior di Woods Hole Oceanographic Institution di Massachusetts.

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x