Baca Juga: Info Lowongan Kerja di Cikarang, Posisi Human Resources
Itu bukan psikoaktif, obat untuk mengobati kondisi ini melibatkan bentuk CBD yang dimurnikan.
Persetujuan itu berdasarkan pada temuan dan uji klinis.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017 menemukan bahwa penggunaan CBD menghasilkan kejang yang jauh lebih sedikit antara anak-anak dengan sindrom Dravet, dibandingkan dengan plasebo.
Kejang sindrom Dravet berlangsung lama, berulang, dan berpotensi mematikan.
Baca Juga: Tes IQ: Manusia Cerdik Mampu Temukan 5 Anjing Dalam Gambar Ini, Pertajam Penglihatan Anda
Faktanya, 1 dari 5 anak dengan sindrom Dravet tidak mencapai usia 20 tahun.
Dalam studi tersebut, 120 anak-anak dan remaja dengan sindrom Dravet, semuanya berusia antara 2 dan 18 tahun, secara acak ditugaskan untuk menerima solusi CBD oral atau plasebo selama 14 minggu, bersama dengan pengobatan biasa mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa ganja dapat membantu mengobati epilepsi.
Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang menerima solusi CBD mengalami sekitar 12 kejang per bulan menjadi rata-rata enam kejang per bulan.