5 Hal Ini Akan Terjadi Pada Tubuh Anda Jika Berhenti Makan Daging Merah, Salah Satunya Kolesterol Menurun

- 28 Oktober 2021, 17:30 WIB
Ilustrasi. Berikut ini hal-hal yang akan terjadi pada tubuh apabila berhenti mengonsumsi daging merah, salah satunya kadar kolesterol akan menurun.
Ilustrasi. Berikut ini hal-hal yang akan terjadi pada tubuh apabila berhenti mengonsumsi daging merah, salah satunya kadar kolesterol akan menurun. /Pixabay/tomwieden

PR TASIKMALAYA – Sudah banyak penelitian yang menunjukkan jika mengonsumsi daging merah dapat menyebabkan beberapa penyakit.

Hal ini menjadi alasan bagi beberapa orang untuk memilih tidak lagi memakan daging merah.

Alasan tidak lagi mengonsumsi daging merah ini, lantaran karena ingin mengubah pola makan dan menyelamatkan lingkungan.

Baca Juga: Sebuah Rekaman Terungkap, Mantan Pacar Kim Seon Ho Diduga Sempat Selingkuh dengan Tiga Pria

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Healthy, berikut 5 hal yang akan terjadi pada tubuh Anda jika berhenti makan daging merah.

1. Keseimbangan pH yang baik

Tubuh yang sehat membutuhkan keseimbangan pH yang baik.

Tetapi banyak pola diet saat ini terdiri dari makanan pembentuk asam, termasuk daging merah.

Baca Juga: Resep Sayur Lodeh Buncis Tahu Tempe, Pedas dan Lezat

Daging merah menghasilkan beban asam yang tinggi bagi tubuh untuk diserap dan dinetralkan

Tingkat keasaman tinggi yang ada di dalam tubuh dapat menciptakan lingkungan yang sempurna untuk berbagai macam penyakit.

Ini dapat menyebabkan resiko terkena penyakit tidak menular seperti kanker atau diabetes.

Baca Juga: Instagram Diblokir Deddy Corbuzier, Luna Maya Sebut Ada Pihak yang Cemburu, Siapa?

2. Berat badan berkurang

Daging merah memiliki kalori yang padat, konsumsi daging merah yang dikurangi dapat membuat berat badan berkurang juga.

Sebagian besar porsi daging lebih dari kebutuhan protein yang dibutuhkan.

Satu porsi tiga ons daging sapi bisa mengandung sekitar 170 kalori, tapi satu porsi kacang bisa sekitar 100 kalori dan tahu sekitar 70 kalori.

Baca Juga: Atta Halilintar Curhat Dirinya Banyak Dirubah sang Istri, Aurel Hermansyah: Aku Pengen Suamiku...

Ini mungkin tidak tampak seperti perbedaan besar pada awalnya, tetapi dapat bertambah seiring waktu.

Sebuah artikel ulasan tahun 2015 di Journal of General Internal Medicine melaporkan bahwa orang yang berdiet vegetarian kehilangan lebih banyak berat badan daripada mereka yang berdiet non-vegetarian.

Menjadi vegetarian dapat menurunkan berat badan lebih banyak daripada orang yang masih makan telur dan produk susu.

Baca Juga: Tips Kesehatan: Mau Kulit Kamu Terlihat Lebih Cerah dan Bersih? Coba Konsumsi Rutin Rempah Ini!

3. Kulit akan lebih membaik

Kulit yang bersih bisa dimulai dari dalam tubuh.

Perbanyak buah dan sayuran, yang juga mengandung vitamin seperti A, C, dan E yang dikenal dapat melawan radikal bebas penyebab noda.

4. Perut tidak merasa kembung

Tubuh mencerna daging merah lebih lambat daripada makanan lain, itulah sebabnya Anda mungkin merasakan sembelit, sakit perut, dan peningkatan gas setelah makan malam dengan daging.

 Baca Juga: Hidup Miskin Menanti Putri Mako dan Kei Komuro di New York, Ada Apa?

Tidak memakan daging merah dalam jangka panjang, Anda akan menambahkan bakteri sehat di usus, yang dapat menurunkan peradangan di seluruh tubuh dan membuat tidak terlalu kembung.

Faktanya, sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Nutrition Research menemukan bahwa vegetarian memiliki tingkat peradangan yang lebih rendah daripada pemakan daging.

5. Kadar kolesterol akan turun

American Heart Association merekomendasikan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 5 hingga 6 persen kalori harian dari lemak jenuh.

 Baca Juga: Rachel Vennya Diduga Miliki Gangguan Bipolar usai Disebut Banyak Bohong, Psikolog: Kasihan…

Keseimbangan ini dapat mengurangi risiko memiliki kolesterol tinggi, yang dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri.

Penumpukan ini disebut aterosklerosis, yang dapat menyebabkan penyakit arteri koroner (CAD), serangan jantung, stroke, atau serangan iskemik transien (TIA) dan penyakit arteri perifer.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: The Healthy


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah