Jika minggu lalu hanya tercatat 10 persen kasus baru akibat Covid-19 varian Delta, minggu ini angkanya mencapai 20 persen.
Menurut analisis Financial Times, Covid-19 varian Delta bertanggung jawab atas lebih dari sepertiga kasus baru positif virus corona per harinya di Amerika Serikat.
Baca Juga: Tulisan Arab Surah At-Takasur Beserta Terjemahan Maknanya dalam Bahasa Indonesia
Karena terlalu berbahaya, Dokter Anthony Fauci yang merupakan kepala penasihat tim medis Gedung Putih menyarankan agar Covid-19 varian Delta diberi label ‘ancaman paling berbahaya’ supaya penanganannya di Amerika Serikat tidak dianggap remeh.
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) sendiri baru mulai melabeli varian Delta sebagai Covid-19 jenis paling berbahaya per tanggal 11 Mei 2021.
Ketika sebenarnya Covid-19 varian Delta sudah ditemukan di India per bulan Oktober 2020.
WHO melabeli Covid-19 varian Delta sebagai paling berbahaya berdasarkan standar tiga parameter.
Baca Juga: Ashanty Panik Anang Hermansyah Operasi Karena Penyakit Batu Ginjal! Begini Kronologinya
Ketiga standar parameter yang ditetapkan WHO yaitu peningkatan penularan, seberapa mematikan, serta dampak kerusakan yang ditimbulkan terhadap penanganan kesehatan yang telah dilakukan selama ini.
Hingga saat ini WHO masih belum bisa menyelidiki varian Delta secara lebih lanjut sebab kurangnya data yang bisa diambil dari India sebagai negara awal tempat virus tersebut berkembang.