Waspada! Bekerja Lebih dari 55 Jam dalam Seminggu Meningkatkan Risiko Penyakit Stroke

- 18 Mei 2021, 08:30 WIB
Ilustrasi pekerja yang lebih dari 55 jam dalam seminggu kesehatannya dapat terganggu.
Ilustrasi pekerja yang lebih dari 55 jam dalam seminggu kesehatannya dapat terganggu. //jannonivergal/Pixabay//

PR TASIKMALAYA - Sebuah studi baru menemukan bahwa bekerja lebih dari 55 jam dalam satu minggu secara signifikan dapat mengganggu kesehatan.

Studi tersebut menyebutkan bahwa risiko stroke dan kematian akibat penyakit jantung akan meningkat jika bekerja lebih dari 55 jam dalam satu minggu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) mengatakan penelitian itu adalah analisis global pertama tentang dampak jam kerja yang berlebihan pada kematian dan kesehatan secara umum.

Baca Juga: 15 Link Twibbon Gratis Dukung Palestina yang Bisa Dipakai di Sosial Media

Studi tersebut memperkirakan jam kerja yang panjang menyebabkan 745.000 kematian di seluruh dunia pada tahun 2016, naik 29 persen sejak tahun 2000.

Berdasarkan studi yang dilakukan, tingkat kematian akibat jam kerja mencapai 745.000 pada tahun 2016.

Angka tersebut menunjukan penungkatan sebanyak 29 persen sejak tahun 2000.

Baca Juga: Hati-hati! Ini Bahaya Konsumsi Minuman Kaleng Jangka Panjang, Berefek pada Kesehatan Otak hingga Jantung

Orang yang bekerja 35-40 jam dalam seminggu memiliki risiko penyakit lebih rendah dari yang 55 jam.

Risiko penyakit jantung meningkat sebanyak 17 persen dan risiko stroke meningkat 35 persen.

Peneliri juga menemukan dalam populasi global, sebanyak 9 persen orang bekerja selama 55 jam dalam seninggu pada tahun 2016.

Baca Juga: Hasil Penelitian WHO Membuktikan Bahwa Jam Kerja yang Terlalu Panjang Bisa Sebabkan Kematian

Persentase orang bekerja 55 jam dalam seminggu masih terus bertambah.

Asia Tenggara memiliki proporsi orang yang bekerja dengan jam kerja tertinggi yaitu 11,7 persen diikuti Afrika dan Mediterania Timur.

Benua Eropa merupakan wilayah dengan persentas rendah orang yang bekerja dengan jam kerja panjang dimana hanya 3,5 persen.

Negara-negara dengan proporsi terendah dari populasi yang bekerja lebih dari 55 jam seminggu adalah Bulgaria, Lituania dan Rumania.

Baca Juga: Suka Kucing? 5 Penyakit Ini Bisa Menginfeksi Anabul Jika Dibiarkan Berkeliaran, Salah Satunya Rabies

Terdapat dua alasan kenapa jam kerja yang panjang berpengaruh terhadap risiko penyakit jantung dan stroke.

Pertama, mereka mengaktifkan sistem saraf dan sistem kekebalan, yang pada gilirannya menyebabkan pelepasan hormon stres yang berlebihan seperti adrenalin dan kortisol.

Hal ini menyebabkan detak jantung rendah atau tekanan darah tinggi yang berkelanjutan dan legiun yang dapat menyebabkan pembentukan timbunan lemak di pembuluh darah.

Kedua, jam kerja yang panjang dapat menyebabkan peningkatan penggunaan zat berbahaya seperti tembakau, alkohol, makanan tidak sehat, serta kurangnya aktivitas fisik, gangguan tidur, dan pemulihan yang buruk.

Baca Juga: dr. Tirta: 4 Gejala yang Harus Diwaspadai Setelah Libur Lebaran Idul Fitri, Segera Cek ke Dokter!

“Bekerja 55 jam atau lebih per minggu adalah bahaya kesehatan yang serius,” kata Dr Maria Neira selaku Direktur departemen lingkungan, perubahan iklim dan kesehatan di WHO.

"Sudah waktunya kita semua, pemerintah, pengusaha, dan karyawan menyadari fakta bahwa jam kerja yang panjang dapat menyebabkan kematian dini." lanjutnya.

Beban penyakit sangat umum ditemukan terhadap pria dimana terhitung 72 persen dari kematian.***

Editor: Aliyah Bajrie

Sumber: Euro News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x