Hal itu sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu dari umat para Nabi terdahulu supaya kamu bertakwa dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah.
Baca Juga: 8 Tips untuk Menurunkan Berat Badan Saat Berpuasa Ramadhan
Tafsir Kemenag
Para ulama banyak memberikan uraian tentang hikmah berpuasa, misalnya: untuk mempertinggi budi pekerti, menimbulkan kesadaran dan kasih sayang terhadap orang-orang miskin, orang-orang lemah yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, melatih jiwa dan jasmani, menambah kesehatan, dan lain sebagainya.
Uraian yang dipaparkan di atas tentu ada benarnya, walaupun tidak mudah dirasakan oleh setiap orang. Karena, lapar, haus dan lain-lain akibat uasa tidak selalu mengingatkan kepada penderitaan orang lain.
Begitu juga tidak akan mudah dirasakan oleh setiap orang puasa, bahwa puasa itu membantu kesehatan, walaupun para dokter telah memberikan penjelasan secara ilmiah, bahwa berpuasa memang benar-benar dapat menyembuhkan sebagian penyakit, tetapi ada pula penyakit yang tidak membolehkan puasa.
Baca Juga: Buka Puasa Bersama Tak Dilarang, Berikut Ketentuan dari Kemenag
Kalau diperhatikan perintah berpuasa bulan Ramadan ini, maka pada permulaan ayat 183 secara langsung Allah menunjukkan perintah wajib itu kepada orang yang beriman.
Orang yang beriman akan patuh melaksanakan perintah berpuasa dengan sepenuh hati, karena ia merasa kebutuhan jasmaniah dan rohaniah adalah dua unsur yang pokok bagi kehidupan manusia.