Khasiat dari Ganja Medis, Dapat Mengobati Sakit Kronis hingga Epilepsi?

4 Juli 2022, 14:56 WIB
Ketahui khasiat dari ganja medis untuk pengobatan. /Pixabay/JRByron/

PR TASIKMALAYA - Menurut National Institutes of Health, orang-orang telah menggunakan ganja medis untuk mengobati penyakit setidaknya selama 3.000 tahun.

Di Indonesia, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akhirnya telah mengizinkan penggunaan ganja untuk penelitian medis.

Namun, apa saja khasiat dari dari ganja medis ini? dan dapat menyembuhkan penyakit apa saja?

Berikut ini terdapat beberapa khasiat ganja medis untuk pengobatan berdasarkan bukti penelitian ilmiah yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Medical News Today.

Baca Juga: Viral Tagar Jangan Percaya ACT di Twitter, Begini Komentar Warganet!

1. Mengobati Sakit kronis

Tahun lalu, sebuah besar dari National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine menilai lebih dari 10.000 studi ilmiah tentang manfaat medis dan efek samping ganja.

Satu area yang dicermati laporan tersebut adalah penggunaan ganja medis untuk mengobati nyeri kronis.

Tinjauan tersebut menemukan bahwa ganja atau produk yang mengandung cannabinoids yang merupakan bahan aktif dalam ganja, atau senyawa lain yang bekerja pada reseptor yang sama di otak seperti ganja cukup efektif untuk menghilangkan rasa sakit kronis.

Baca Juga: Ria Ricis Lakukan Kegiatan Ekstrem Main Jetski Saat Hamil Besar, Begini Komentar Netizen

2. Mengobati Kanker

Bukti menunjukkan bahwa kanabinoid oral efektif melawan mual dan muntah yang disebabkan olehkemoterapi, dan beberapa penelitian kecil telah menemukan bahwa ganja yang dihisap juga dapat membantu untuk meringankan gejala ini.

Beberapa penelitian tentang sel kanker menunjukkan bahwa kanabinoid dapat memperlambat pertumbuhan atau membunuh beberapa jenis kanker.

Meski cannabinoid adalah pengobatan yang aman, mereka tidak efektif dalam mengendalikan atau menyembuhkan kanker.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Wanita Mana yang Anda Pilih di Gambar saat Suami Pulang Terlambat? Tabiat Anda akan Terkuak

3. Mengobati Epilepsi

Pada Juni 2018, Food and Drug Administration (FDA) setuju penggunaan obat yang mengandung cannabidiol (CBD) untuk mengobati dua jenis epilepsi yang langka, parah, dan spesifik.

Penyakit yang disebut sindrom Lennox-Gastaut dan sindrom Dravet ini sulit dikendalikan dengan jenis obat lain.

Obat berbasis CBD ini dikenal sebagai Epidiolex, CBD adalah salah satu dari banyak zat yang terjadi pada ganja.

Baca Juga: Info Lowongan Kerja di Cikarang, Posisi Human Resources

Itu bukan psikoaktif, obat untuk mengobati kondisi ini melibatkan bentuk CBD yang dimurnikan.

Persetujuan itu berdasarkan pada temuan dan uji klinis.

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017 menemukan bahwa penggunaan CBD menghasilkan kejang yang jauh lebih sedikit antara anak-anak dengan sindrom Dravet, dibandingkan dengan plasebo.

Kejang sindrom Dravet berlangsung lama, berulang, dan berpotensi mematikan.

Baca Juga: Tes IQ: Manusia Cerdik Mampu Temukan 5 Anjing Dalam Gambar Ini, Pertajam Penglihatan Anda

Faktanya, 1 dari 5 anak dengan sindrom Dravet tidak mencapai usia 20 tahun.

Dalam studi tersebut, 120 anak-anak dan remaja dengan sindrom Dravet, semuanya berusia antara 2 dan 18 tahun, secara acak ditugaskan untuk menerima solusi CBD oral atau plasebo selama 14 minggu, bersama dengan pengobatan biasa mereka.

Penelitian menunjukkan bahwa ganja dapat membantu mengobati epilepsi.

Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang menerima solusi CBD mengalami sekitar 12 kejang per bulan menjadi rata-rata enam kejang per bulan.

Baca Juga: Larissa Chou Unggah Video Potong Rambut Anaknya, Yusuf Teriak: Ah Botak

Tiga anak yang menerima CBD tidak mengalami kejang sama sekali.

Anak-anak yang menerima plasebo juga mengalami penurunan kejang, tetapi ini lebih sedikit.

Rata-rata jumlah kejang mereka turun dari 15 setiap bulan hanya sebelum penelitian menjadi 14 kejang per bulan selama penelitian.

Para peneliti mengatakan bahwa pengurangan 39 persen dalam kejadian ini memberikan bukti kuat bahwa senyawa tersebut dapat membantu orang yang hidup dengan sindrom Dravet.

Baca Juga: Tes IQ: Yakin Hebat? 99 Persen Gagal karena Harus Mencari 6 Hewan Tersembunyi Hanya dalam 20 Detik!

Dan makalah mereka memiliki data ilmiah pertama yang ketat untuk menunjukkan hal ini.

Namun, penelitian ini juga menemukan tingkat efek samping yang tinggi terkait dengan CBD.

Lebih dari 9 dari 10 anak yang diobati dengan CBD mengalami efek samping, seperti muntah, kelelahan, dan demam.***

Editor: Siti Nurhayati

Sumber: Medical News Today

Tags

Terkini

Terpopuler