PR TASIKMALAYA - Rebahan adalah salah satu aktivitas yang dimanfaatkan sebagian orang selama masa pandemo Covid-19.
Di mana kini, segala aktivitas yang biasa dilakukan di luar ruangan harus terpaksa dilakukan di rumah saja.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rebahan berasal dari kata dasar 'rebah' yang artinya bergerak dari posisi berdiri ke posisi jatuh dan terbaring.
Meskipun terdengar nyaman ketika terbaring di atas kasur sambil memainkan gadget, rebahan juga tidak baik untuk kesehatan karena ada dampak buruk jika terlalu sering rebahan dan kurang bergerak.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari PMJ News, berikut beberapa dampak negatif terlalu sering rebahan:
1. Meningkatkan risiko obesitas
Menurut Penelitian Canadian Sleep Journal, kemungkinan menambah berat badan akan terlihat secara signifikan apabila kita tidur lebih dari sembilan jam begitu pula dengan rebahan.
Adanya potensi meningkatkan kadar gula dan risiko diabetes menjadi semakin besar juga bisa dialami apabila terlalu lama rebahan.
2. Persendian kaku dan nyeri punggung
Apabila rebahan dalam waktu yang cukup lama, persendian pada tubuh kurang terlatih yang bisa menyebabkan persendian menjadi kaku.
Tak hanya kaku, seseorang juga bisa merasakan nyeri pada punggung bagian bawah yang dampaknya menjadi persendian tubuh akan tidak nyaman.
Kurangnya aktivitas fisik yang cukup lama menyebabkan kehilangan serta fleksibilitas otot sehingga punggung bagian bawah akan terasa sakit
3. Rentan alami depresi
Gangguan kecemasan yang bisa menyebabkan depresi akan rentan dialami oleh orang yang terlalu lama rebahan karena tanpa disadari akan ada stres serta kecamasan dalam diri yang meningkan dengan terbiasanya gaya hidup yang pasif.
Apabila kamu sering rebahan sambil memegang gadget berupa ponsel serta media sosial, gejala ini akan semakin kuat karena kamu bisa saja membandingkan pencapaian orang lain di media sosial dengan aktivitas yang sedang dilakukan yang bisa menimbulkan insecure serta timbul stres.
4. Berpotensi tingkatkan risiko stroke dan serangan jantung
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Aerobics Research Center di Amerika Serikat, menunjukan bahwa seorang pria yang melakukan aktivitas fisik mampu mengurangi resiko terkena stroke hal ini berbanding terbalik jika orang yang terlalu lama rebahan yang bisa meningkatkan resiko stroke serta terkena serangan jantung.
Seorang perempuan akan terhindar dari serangan stroke dan jantung sebesar 50 persen apabila melakukan aktivitas fisik atau yang cukup bergerak berdasarkan penelitian dari Nurse's Health Study.***