Waspada! Sering Kencing di Malam Hari Dapat Mengganggu Kesehatan, Berikut Penjelasan Dokter

18 Desember 2020, 13:47 WIB
Ilustrasi tidur. //Craig Adderley/PEXELS

PR TASIKMALAYA – Apakah Anda termasuk orang yang sering terbangun di malam hari, bahkan lebih dari dua kali hanya untuk kencing?

Jika ya, sebaiknya Anda harus mulai waspada. Pasalnya, hal tersebut merupakan pertanda nokturia, atau berkemih secara berlebihan di malam hari.

Umumnya, individu tidak perlu bangun di malam hari untuk buang air kecil, serta dapat tidur tanpa adanya gangguan selama 6 hingga 8 jam.

Baca Juga: Siapkan 12.500 Personel, Kapolda: Tak Usah Demo, Cukup Perwakilan Saja yang Sampaikan Pendapat

Hal tersebut diakibatkan karena tubuh lebih sedikit menghasilkan urin sewaktu tidur.

Namun, jika sering kali terbangun bahkan lebih dari dua kali untuk kencing di malam hari, kemungkinan besar Anda mengalami nokturia.

“Nokturia didefinisikan sebagai beberapa kali seseorang berkemih dalam periode tidur utamanya. Saat sudah terbangun pertama kali untuk berkemih (harus) diikuti keinginan untuk tidur,” pungkas dr. Harrina Erlianti selaku Ketua Indonesia Society of Female and Function Urology INASFFU.

Namun, jika seseorang terbangun di malam hari atau waktu tidur utamanya, namun tidak disertai keinginan kembali untuk tidur, itu bukan pertanda dari nokturia.

Baca Juga: Gagalkan Peredaran 93 Kg Narkotika, Polresta Banjarmasin Diapresiasi Kapolda Kalsel

Faktor penyebab nokturia di antaranya seperti: kebiasaan minum pada malam hari hingga kondisi medis seperti tumor prostat, prolaps kandung kemih, gagal jantung atau hati, infeksi ginjal dan diabetes, bahkan wanita hamil dapat mengalaminya.

Lebih lanjut Harrina menyarankan, sebaiknya asupan cairan (minum) dapat dipenuhi pada pagi dan siang hari, dibandingkan dengan malam hari.

Sebelum tidur, hindari minum kafein 2 hingga 4 jam sebelum tidur, guna mencegah buang air kecil di malam hari.

Nokturia berdampak buruk bagi kesehatan atau kualitas hidup Anda. Herrina menjelaskan, adanya gangguan tidur akibat terbangun di malam hari akan mengganggu suasana hati, gangguan fungsi kognitif dan memori.

Baca Juga: Antisipasi Aksi Demo 1812, Polresta Tangerang Siagakan Aparat di Perbatasan

Selanjutnya berisiko tinggi jatuh dan patah tulang, gangguan konsentrasi, bahkan penurunan sistem imun yang dapat mengundang penyakit lainnya.

Nokturia umumnya dialami oleh laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Sementara itu, usia 55-65 tahun termasuk kelompok umur yang rentan mengalami nokturia.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler