UMKM Kabupaten Batang Berhasil Tembus Pasar Luar Negeri di Tengah Pandemi

- 29 Oktober 2020, 10:34 WIB
Ilustrasi masker kain
Ilustrasi masker kain /Portalsurabaya

PR TASIKMALAYA – Wabah Covid-19 menerpa industri usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Batang.

Akan tetapi, para pelaku UMKM mampu bertahan, bahkan bangkit, dan melihat peluang usaha atas penerapan protokol kesehatan dalam aktifitas sehari-hari.

Contohnya, usaha pembuatan masker kain milik Tri Tri Lestari yang sukses menembus pasar luar negeri.

Baca Juga: Bantah Pernyataan Megawati, Hima Persis sebut Pemerintah Kurang Inovasi Anak Muda

Masker kain tiga lapis buatan warga Desa Sendang, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang tersebut dibuat dari bahan kain toyobo dan brokat dengan hiasan seperti pin, renda, dan payet.

Ada pula masker dengan sulaman pita di atas bordiran kain motif bunga-bunga. Alhasil, masker terlihat mewah, dan cantik tanpa mengurangi fungsinya sebagai pencegah terhirupnya droplet.

“Masker dengan berbagai macam varian, namun tidak menghilangkan fungsi utamanya mencegah penularan Covid-19,” kata Tri sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Kamis, 29 Oktober 2020 dari laman Pemprov Jateng.

Baca Juga: Disdukcapil Tasikmalaya Buka Pelayanan Selama Libur Akhir Pekan

“Masker yang saya buat dari kain, tapi juga dengan aksesoris-aksesoris dan juga detail fesyennya, sehingga jika orang itu ada keperluan tertentu seperti pesta atau lainnya juga bisa dipakai,” tambahnya.

Ia menjelaskan, keunggulan dari maskernya ialah aman dipakai, termasuk bagi orang yang memiliki kulit sensitif. Jenis maskernya pun ada lebih dari satu.

“Dari 30 varian masker yang paling diminati ialah masker hijab, masker pengantin, dan masker merah putih,” lanjut Tri.

Baca Juga: Begini Kronologi Wanita Diduga Gangguan Jiwa Ingin Bakar Balai Kota DKI Jakarta

Untuk memasarkan produknya, Tri lebih mengandalkan metode digital lewat media sosial, yakni Instagram, Facebook, dan Twitter.

Alasannya, jangkauan pasarnya lebih luas daripada pemasaran luring. Peluang ekspor ke negeri jiran pun terbuka melalui unggahan foto produknya di media sosial.

“Nah kalau untuk ekspor ke luar negeri awalnya juga dari teman yang lihat postingan, kemudian suka dan minat, itu orang Malaysia. Dari itu dia minta contoh, dari situ permintaan terus jadi.

Baca Juga: Pemerintah Jokowi Dituding Otoriter, Sekjen PDIP: Demokrasi Dibangun dengan Aturan Main

"Hampir setiap dua bulan kita kirim ke sana dengan jumlah lumayan banyak, dan disana juga mereka ada reseller, dan di sebar ke beberapa kota seperti Kuala Lumpur, Kuching, juga Sabah,” tambahnya.

Tri menjelaskan, harga maskernya  dibandrol dari Rp30 ribu sampai ratusan ribu rupiah, tergantung variasi hiasannya.

Kini, omzet penjualan masker kelas premium tersebut mencapai Rp3 juta per bulan.

Baca Juga: Turki Anggap Negara Barat Ejek Islam, Erdogan: Sama Saja Serukan Perang Salib Kembali

Selain itu, usaha pembuatan masker kelas premium tersebut juga memberdayakan warga sekitar rumahnya, baik penjahit, pembordir, maupun ibu-ibu rumah tangga.

Bupati Batang Wihaji saat mengunjungi rumah produksi masker kain kelas premium tersebut, mengatakan, pihaknya juga memberikan stimulus ekonomi mulai dari pinjaman modal hingga pelatihan ekonomi modern.

“Di tingkat rukun tetangga pun kita berikan stimulan atau bantuan Rp2,5 juta, yang Rp500 ribu itu untuk penanganan Covid-19,” kata Wihaji.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x