Indonesia Harus Bisa Mengungguli Negara Lain Dalam Ekonomi Syariah

- 29 Oktober 2020, 07:41 WIB
Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi.
Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi. /Instagram.com/@Jokowi

PR TASIKMALAYA - Ekonomi dan keuangan syariah rupanya tidak cuma diminati oleh negara-negara yang jumlah masyarakatnya didominasi kaum muslim, tetapi juga menarik perhatian negara yang lain.

Seperti halnya Jepang, Thailand, Inggris, dan Amerika Serikat saat mengetahui potensi besar ekonomi dan keuangan syariah yang masih dapat terus dikembangkan.

Saat menyampaikan sambutannya pada pembukaan acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-7 Tahun 2020, Presiden Joko Widodo berujar bahwa Indonesia harus dengan gesit memanfaatkan kesempatan dan potensi tersebut.

Baca Juga: Fasilitas Publik di Melbourne Dibuka Kembali, PM: Ini Pencapaian yang Harus Dibanggakan

"Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia harus menangkap peluang ini dengan mendorong akselerasi, percepatan, pengembangan ekonomi, dan keuangan syariah nasional sebagai bagian dari transformasi menuju Indonesia Maju dan upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat rujukan ekonomi syariah global," tutur Presiden Jokowi dalam video yang diunggah di YouTube Sekretariat Presiden pada hari Rabu, 28 Oktober 2020.

Di dalam negeri, Indonesia sudah mempunyai Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) guna menanggapi kesempatan tersebut dengan mengusahakan percepatan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Kementrian Sekretariat Negara (Setneg) RI, beberapa siasat yang dilakukan untuk merealisasikan hal tersebut adalah seperti menguatkan ikatan nilai halal, keuangan Islam, usaha mikro, kecil, dan menengah, serta menguatkan ekonomi digital.

Baca Juga: Petugas Lapas Jambi Berhasil Gagalkan Upaya Penyelundupan Sabu dalam Pempek

Presiden menerangkan, pelaksaan ISEF ini bisa menjadi momentum untuk secara lebih jauh meningkatkan potensi ekonomi dan keuangan syariah dengan membuat peta jalan yang jelas dan terperinci serta memilih tahapan-tahapan konkret yang harus dikerjakan secepatnya.

"Industri keuangan syariah adalah raksasa yang sedang tidur. Saat ini pemerintah memiliki perhatian besar untuk membangkitkan raksasa ini," ucapnya.

Semenjak beberapa hari yang lalu, pemerintah sudah meningkatkan ekonomi dan keuangan syariah di level bawah, yaitu dengan meningkatkan bank mikro di bermacam tempat di wilayah Indonesia yang berkolaborasi dengan pondok-pondok pesantren atau organisasi keagamaan yang tersedia.

Baca Juga: Ubah Sikap Jadi Pendukung Pemerintah, Survei Y-Publica: Elektabilitas Gerindra Melorot

Melalui cara tersebut, Kepala Negara ingin supaya industri keuangan syariah bisa dijadikan instrumen keuangan pengganti untuk menyejahterakan ekonomi rakyat.

Di samping itu, peningkatan ekonomi syariah yang didasarkan pada sektor riil, padat karya, dan industri halal pun amat berpotensi untuk memperbesar penyaluran tenaga kerja dan membuka kesempatan usaha baru. Apalagi, negara kita mempunyai sangat banyak produk halal terbaik dan sejumlah di antaranya yang telah mendunia.

"Negara kita punya banyak produk halal unggulan. Produk makanan, kosmetika, juga fesyen. Untuk fesyen kita bahkan punya cita-cita menjadi pusat fesyen muslim dunia," terang Presiden.

Baca Juga: Komunitas Kresek Kudus, Ubah Sampah jadi Beasiswa Sekolah

Akan tetapi, kini potensi besar pada industri halal tersebut terlihat belum terlaksanakan dengan baik.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Sekretariat Negara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x