Industri Baja Diperkuat Kemenperin, Solusi di Tengah Pandemi Covid-19

- 5 Oktober 2020, 08:31 WIB
Ilustrasi salah satu produk baja ringan.
Ilustrasi salah satu produk baja ringan. /ANTARA/

PR TASIKMALAYA – Sektor industri merupakan sektor yang harus diperhatikan sebagai salah satu pendongkrak ekonomi.

Di tengah kelesuan industri dalam menjalan bisnisnya, industri baja diharapkan dapat bertahan.

Mengingat banyaknya insfrastruktur yang sedang di bangun di Indonesia, industri baja nasional dapat menjadi celah dalam peningkatan ekonomi.

Baca Juga: Pengisi Suara Doraemon Tomita Kosei Meninggal Dunia

Selain itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya memperkuat industri baja nasional dengan mewujudkan negara mandiri dari impor komoditas tersebut di tengah pandemi Covid-19.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier memberikan keterangan resmi di Jakarta pada Minggu, 4 Oktober 2020.

“Kita lihat di Amerika, ada upaya dari industri bajanya menyurati parlemennya untuk mengeluarkan semacam insfrastucture bill yang tujuannya untuk mendorong industri baja agar bergerak,” ucap Taufik.

Baca Juga: Kementerian Agama Gelar Bimbingan Teknis Penguatan Kompetensi Penceramah

Lanjut Taufik, karena pada saat pandemi, hampir seluruh industri baja mengalami perlambatan dan kemudian banyak dijumpai tenaga kerja yang mungkin dijaga, agar tidak terjadi PHK.

Ia mengatakan, pihaknya telah memicu industi baja di tanah air untuk melakukan inovasi agar roda bisnisnya tetap berputar. Menurutnya, hal ini satu upaya yang besar, jadi disrupsi dari rantai pasok secara global.

“Inovasi jadi bagian kunci keberlangsungan baja kita. Kedua, pemerintah, baik pusat, daerah, BUMN harus mengalokasikan minimal proyek-proyek insfrastruktur yang menjadi bagian penting penyerapan baja nasional. Itu harus diprioritaskan,” lanjut Taufik.

Baca Juga: Atasi Masalah Kantuk, Benarkah Kopi Lebih Baik Dikonsumsi Setelah Sarapan Pagi?

Selain itu, Taufik menjelaskan bahwa jurus yang perlu dikeluarkan adalah penerapam Standar Nasional Indonesia (SNI) produk baja dan pengoptimalan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).

Dia menilai bahwa secara teknis, SNI merupakan instrumen yang cukup baik untuk membendung impor khususnya produk hilir.

“Kalau bahan baku saya kira kan hanya di pabrik. Kalau konsepnya SNI itu kan beredar di pasar. Itulah yang menjadi fokus.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, 5 Oktober 2020: Siang hingga Sore akan Diguyur Hujan Ringan

“Industri yang paling hilir yang menjadi perhatian kita harus SNI, Untuk TKDN juga sudah kita upayakan sehingga produksi itu punya TKDN di atas 40 persen.

“Otomotif, pemerintah, BUMN, harus membeli produk-produk yang dihasilkan dari dalam negeri. Itulah yang menjadi konsentrasi kita,” tambahnya.

Taufik menambahkan, negara-negara yang berkonsentrasi di sektor industri baja menggunakan skema stimulus untuk menggairahkan sektor industri bajanya.

Baca Juga: Kabarkan Kondisi Terkini usai Positif Covid-19, Donald Trump Berharap Segera Pulih

“Dengan skema stimulus, diharapkan adanya pertumbuhan permintaan baja. Sikap serupa juga dilakukan Tiongkok. Negara tersebut mengeluarkan bounce sampai sekitar 326 miliar dolar AS,” imbuhnya.

Apabila dilihat dari peta dunia, 52 persen pengguna baja itu di sektor konstruksi dan bangunan.

Kemudian, 16 persen di equipment/machining, 12 persen sektor otomotif, 10 persen di household, dan 3 persen di sektor lainnya seperti alat elektronik.

Baca Juga: Diguyur Hujan Semalaman, Pintu Air Sunter Berstatus Siaga Satu

“Ini adalah gambaran besar mengapa insfrastruktur menjadi penting untuk didorong dana pemerintah,” ujar Taufik.

Industri baha diprioritaskan karena dinilai sebagai mother of industry, yang produksinya digunakan sebagai bahan baku untuk sektor lainnya.

Sehingga, Ia menyampaikan, konsep pengembangan industri yang perlu dibangun haruslah fokus pada peningkatan utilisasi industri, minimal tidak jatuh.

Baca Juga: Gedung Putih Ungkap Kronologi Kondisi Kesehatan Trump yang Sempat Menurun

“Jadi kita tumbuhkan sektor industri baja ini karena demand yang selalu ada, sehingga ekonomi tetap bergerak,” tutupnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x