Dolar Jatuh dalam Seminggu Terakhir, Diawali dengan Kuartal Keempat yang Buruk

- 2 Oktober 2020, 12:45 WIB
Ilustrasi uang dolar. (Ringtimes Bali)
Ilustrasi uang dolar. (Ringtimes Bali) /Ringtimes Bali

PR TASIKMALAYA - Catatan buruk dolar dimulai saat kuartal keempat, yang terjadi ialah lebih dari satu minggu dolar jatuh ke level terendah, Jumat, 2 Oktober 2020 pagi.

Mendorong dan menyemangati para investor dengan memberikan harapan stimulus fiskal AS dengan mencari mata uang berimbal hasil lebih tinggi tetapi lebih berisiko.

Tiongkok mengeringkan likuiditas dan meningkatkan pergerakannya. Sehingga, Yuan Tiongkok menguat terhadap dolar, paling tinggi mencapai level puncak satu setengah tahun di pasar luar negeri.

Baca Juga: GAVI Anggarkan Dana 2 Triliun untuk Bantu Negara Miskin Lawan Covid-19

Tiongkok berada di jalur yang benar pada Rabu 30 September 2020 dengan menunjukan pemulihan ekonominya.

Dolar Australia, Selandia Baru, Kanada serta crown Norwegia mata uang komoditas mereka menguat terhadap greenback.

Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengakui bahwa masih jauh kesepakatan mengenai bantuan Covid-19 di beberapa bidang penting pada Kamis, 1 Oktober 2020.

Baca Juga: Luhut Desak Pembayaran Klaim Perawatan Pasien Covid-19, BPJS Kesehatan Beri Tanggapan

Diskusi telepon gagal dalam menjembatani yang digambarkan oleh Pelosi sebagai perbedaan atas dolar, dan nilai.

Stimulus sebesar 2,2 triliun dolar AS sebagai paket yang diusulkan oleh kongres demokrat, guna menanggapi pandemi, sementara paket stimulus 1,6 triliun dolar AS diusulkan oleh parta republik.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x