Network
PR TASIKMALAYA - Pentingnya pemahaman terhadap sejarah pinjaman kredit menjadi aspek krusial dalam mengajukan permohonan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang perlu dipahami oleh peminjam.
Sejarah kredit seseorang dapat menjadi penentu apakah aplikasi pinjaman KUR akan mendapatkan persetujuan atau penolakan dari pihak bank. Pemahaman mendalam terkait sejarah kredit sangat penting untuk memastikan kelancaran proses pengajuan dana.
Setiap kali mengajukan pinjaman, apakah itu untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Usaha Rakyat (KUR), atau bahkan pinjaman tanpa agunan (Kredit Tanpa Agunan atau KTA), pembayaran kredit dicatat dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).
Sebelumnya dikenal sebagai BI Checking, sejak 1 Januari 2018, manajemen riwayat kredit debitur berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan. Skala penilaian kredit, disebut sebagai Kolektibilitas (Kol), berkisar dari 1 hingga 5.
Baca Juga: Target Penyaluran Pinjaman KUR BRI 2023 Masih Belum Tercapai, Buruan Ikut dengan Syarat Berikut!
Skala Penilaian
Dalam sistem ini, Kol 1 menunjukkan riwayat pembayaran sangat baik tanpa keterlambatan, sementara Kol 5 mencerminkan tingkat tunggakan lebih dari 6 bulan. Kondisi ini memiliki dampak besar dalam pengajuan pinjaman kredit. Riwayat kredit yang masuk dalam Kol.1 memiliki kemungkinan besar untuk disetujui, sementara pada Kol.3 ke atas, kemungkinan pengajuan akan ditolak.
Dengan mudahnya akses ke Kredit Tanpa Agunan (KTA) saat ini, banyak individu tergoda untuk meminjam tanpa pertimbangan yang matang, yang dapat merusak riwayat kredit mereka.
Oleh karena itu, menjaga kondisi keuangan dengan baik menjadi tanggung jawab pribadi. Ini melibatkan perencanaan pembayaran dan kewajiban finansial yang dihindari agar dapat membayar tagihan tepat waktu.
