Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Khususnya Petani Muda, Program Millenial Smartfarming BNI Kini Sasar Klaten

- 14 April 2021, 16:37 WIB
Dukungan yang diberikan BNI pada sekor pertanian, utamanya petani muda diwujudkan melalui Program Milenial Smartfarming.*
Dukungan yang diberikan BNI pada sekor pertanian, utamanya petani muda diwujudkan melalui Program Milenial Smartfarming.* /

PR TASIKMALAYA - Dalam upaya mengakselerasi dan menggerakkan sektor ekonomi masyarakat khususnya di sektor pertanian, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) kembali melanjutkan dukungannya.

Dukungan yang diberikan BNI pada sekor pertanian, utamanya petani muda diwujudkan melalui Program Milenial Smartfarming.

Kali ini, Program Milenial Smartfarming yang digelar BNI sudah menyasar di lokasi kedua yakni Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Baca Juga: Abdullah Hehamahua Samakan Jokowi dengan Firaun, Muannas Alaidid: Jangan Ditiru

Milenial Smartfarming adalah program Ekosistem Pemberdayaan Millenial melalui Pembinaan & Pengembangan ekosistem Pertanian Digital (IoT) dari Hulu ke Hilir.

Kick off program Millenial Smartfarming telah dimulai di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat di awal Maret lalu.

Selain itu, dapat meningkatkan Inklusi Keuangan Desa. Kick off program Millenial Smartfarming telah dimulai di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat di awal Maret lalu.

Baca Juga: Liga Champions Malam Ini: Liverpool vs Real Madrid, Prediksi Susunan Pemain Hingga Link Streaming

Implementasi Program Millenial Smartfarming untuk kali kedua dilaksanakan di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa tengah pada Rabu 14 April 2021.

Pada kegiatan tersebut, dilaksanakan serangkaian aktivitas coaching clinic kepada petani milenial.

Coaching clinic ini berkaitan dengan penggunaan aplikasi Agree Suites untuk pendataan petani dan offtaker.

Baca Juga: Tanggapi Kasus Haji Isam, Rocky Gerung: Politik Kita Dikendalikan Plutokrasi

Petani muda juga dilatih menggunakan alat sensor cuaca dan tanah sebagai bagian dari CSR BNI.

Setelah coaching clinic, dilanjutkan dengan aksi pemupukan massal secara simbolis.

Seluruh rangkaian kegiatan tersebut dilakukan dengan menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat.

Baca Juga: Singkirkan Bayern Muenchen, PSG Melenggang ke Semifinal Liga Champions Eropa Musim Ini

Peran BNI pada kegiatan ini adalah memberikan akses pembiayaan melalui Kredit Usaha rakayat (KUR) Tani.

Selain itu, diberikan pendampingan kepada petani milenial dalam memanfaatkan teknologi digital dan informasi pada aktivitas ekosistem pertanian.

Selain itu, menumbuhkan peranan Offtaker dalam penyerapan hasil pertanian.

Baca Juga: BMKG Jelaskan Soal Gempa 5,1 Magnitudo di Kabupaten Sukabumi: Merupakan Gempa Bumi Dangkal

Dalam kesempatan tersebut, hadir Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Kabupaten Klaten Sri Mulyani, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik WIjayanto, Senior Project Manager Agrosolution PT Pupuk Indonesia Supriyoto, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah Suryo Banendro, serta petani milenial perwakilan kelompok petani di Kabupaten Klaten.

Dalam sambutannya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan, besarnya peran teknologi terhadap hasil pertanian membuatnya berharap banyak pada generasi muda.

Gubernur Ganjar Pranowo bersyukur bahwa saat ini sudah mulai banyak petani muda yang dilibatkan dalam penerapan teknologi digital di budidaya pertanian.

Baca Juga: Pemilik Kini Bisa Registrasikan Kepemilikan Drone Melalui Aplikasi SIDOPI yang Diluncurkan Kemenhub

Selain itu, porgram ini diharapkan bisa menjadi lompatan besar bagi sektor pertanian khususnya Jawa Tengah.

“Kita tidak perlu impor untuk komoditas yang justru menjadi keunggulan kita. Saya harapkan program ini bisa dikawal dengan baik bersama-sama dan tercapainya reformasi dunia pertanian secara modern,” pungkasnya.

Sementara itu, Sis Apik Wijayanto menjelaskan, Kabupaten Klaten, karena keunikan yang dimiliki daerah ini.

Baca Juga: Bintangi Film Mortal Kombat, Joe Taslim Ungkap Kesulitannya Saat Memerankan Karakter Sub-Zero 

Sebab, Klaten adalah pusat penghasil beras Rojolele yang merupakan varietas asli daerah tersebut. 

Beras Rojolele juga disebut beras Delanggu yang dikenal lebih nikmat daripada daerah lainnya, sebab diyakini ditanam di tanah dan air yang tak dimiliki daerah lain.

“Peran Bumdes di desa ini pun menambah optimisme kami bahwa program ini dapat dijalankan dengan baik. Namun yang tidak kalah penting adalah adanya peran milenial,” ungkap Sis.

Baca Juga: LINK eform.bri.co.id, Cara Cek BPUM 2021 Penerima Bansos UMKM Rp 1,2 Juta 

Penerapan aplikasi dan teknologi pertanian menjadi sangat penting karena selain pendataan, juga dapat menghubungkan antara petani dengan mitra lainnya, antara lain offtaker, koperasi dan Badan Usaha Milik Desa (BumDes).

Digitalisasi sistem pertanian di Indonesia memang sangat menguntungkan bagi semua pihak.

Terlebih lagi, bila didukung oleh semua pihak tidak hanya petani, tetapi juga para stakeholder terkait.

Baca Juga: Gaji DJ Jauh dengan Gaji di Tv, Dinar Candy: Aku tuh kalau di TV udah nyungsep, Jadi Keset

Pada Kesempatan yang sama, Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 Bank BNI, Bambang Setyatmojo menyampaikan realisasi KUR di sektor pertanian.

Disebutkan, selama tahun 2021 hingga bulan Maret, realisasinya sudah mencapai Rp2 triliun, serta menyentuh 50 ribu penerima KUR di seluruh Indonesia.***

Editor: Asri Sulistyowati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah