Sri Mulyani Sebut Dua Instrumen Penting Pemulihan Ekonomi Indonesia di Masa Pandemi Covid-19

17 Oktober 2020, 14:46 WIB
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. //Instagram/@smindrawati/

PR TASIKMALAYA – Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani menghadiri acara CNBC Debate on the Global Economy, salah satu rangkaian pertemuan tahunan IMF-World Bank Group 2020, Kamis 15 Oktober 2020.

Dalam kesempatan itu, ia mengatakan bahwa pemerintah indonesia terus berupaya untuk memulihkan kembali ekonomi negara di masa pandemi Covid-19.

Adapun upaya itu melalui kerja keras dan mengkombinasikan antara kebijakan fiskal dan moneter.

Baca Juga: Dapat Serangan Bom dari Armenia, 12 Warga Azerbaijan Meninggal Dunia dan Puluhan Orang Terluka

“Kita tahu bahwa kita perlu langkah extraordinary seperti defisit fiskal, maupun kebijakan moneter yang mendukung,” ujar Sri Mulyani, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Sekertariat Kabinet.

“Tetapi bagi kita untuk dapat pulih, kita tidak boleh bergantung pada hanya dua instrumen, yaitu kebijakan fiskal dan moneter. Kami perlu bekerja sangat keras,” sambungnya.

Penggunaan fiskal oleh pemerintah indonesia untuk menyelamatkan kehidupan masyarakat sebagai kehidupan dan mata penghidupan.

“Indonesia menggunakan defisit fiskal ini yang pertama dan terpenting sebenarnya untuk menyelamatkan kehidupan masyarakat sebagai kehidupan dan mata penghidupan,” kata Sri Mulyani.

Baca Juga: Ngotot Minta PM Thailand Mengundurkan Diri, Sebagian Demonstran Alami Luka-luka

Sri Mulyani optimis pada kuartal ketiga 2020 sebagai momentum pemulihan ekonomi dan akan terus berlanjut setelah terjadi kontraksi yang sangat dalam.

Selain itu, adanya dukungan yang cepat dari DPR terkait dukungannya terhadap berbagai perubahan defisit fiskal dan program pemulihan ekonomi (PEN).

“Seperti yang anda sebutkan bahwa ramalan IMF lebih baik, kami juga melihat peningkatan pada kuartal ketiga setelah kontraksi yang sangat dalam 5,3,” ucap Sri Mulyani.

“Kami sekarang menjadi lebih baik pada kuartal ketiga dan kami berharap momentum pemulihan ini akan terus berlanjut,” lanjutnya.

Baca Juga: Jangan Gugup! Berikut Tips Menghadapi 7 Tahapan Seleksi Kerja

Selain itu, saat ini menurutnya Bank Indonesia dapat membeli obligasi pemerintah di pasar perdana tanpa menimbulkan kesan adanya intervensi dari pemerintah.

“Ini adalah intervensi yang belum pernah terjadi sebelumnya di mana Bank Indonesia juga dapat membeli obligasi pemerintah di pasar perdana,” ujar Sri Mulyani.

“Tanpa menimbulkan kesan bahwa kami mengancam independensi Bank Sentral. Kami sangat membutuhkan banyak komunikasi di saat merancang kebijakan apa yang tepat,” tambahnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Sekretariat Kabinet

Tags

Terkini

Terpopuler