Hoaks atau Fakta: Benarkah Satu Kota di Tiongkok Meninggal Dunia usai Terkena Azab?

- 2 Oktober 2020, 22:00 WIB
ILUSTRASI bendera Tiongkok.*
ILUSTRASI bendera Tiongkok.* /pixabay

PR TASIKMALAYA – Sosial media kerap kali menjadi sumber dari penyebaran berita bohong, palsu dikenal dengan nama berita hoax dalam serapan bahasa Indonesia ditulis hoaks.

Facebook dalam salah satu akun penggunanya menampilkan sejumlah orang tergeletak di jalan.

Unggahan foto di Facebook yang diklaim merupakan mayat orang Tiongkok yang mati karena azab.
Unggahan foto di Facebook yang diklaim merupakan mayat orang Tiongkok yang mati karena azab.

Baca Juga: Desas-desus Pengganti Jaksa Agung, Ahmad Sahroni Sindir Halus Arteria Dahlan

Foto tersebut di unggah 22 September 2020, diklaim sebagai penampakan masyarakat yang meninggal di Tiongkok sebagai azab atas yang dilakukan pemerintah Tiongkok kepada etnis Uighur.

Akun pengunggah foto menulis bahwa masyarakat di satu kota Tiongkok meninggal.

Berikut narasi yang disematkan  dalam unggahan foto itu:

Baca Juga: Hope Hicks Positif Covid-19, Donald Trump dan sang Istri Jalani Isolasi Mandiri

“Masih ingkatkah anda Foto di Tiongkok. 1 kota mati semua, karna AZAB ALLAH, bukan krn coron4 tapi karena AZAB ALLAH. Krn mereka dengan bangga menyiksa ISLAM di uyghur & memakan makanan yang dilarang oleh ALLAH.”

Benarkah foto tersebut ialah tampilan visual kematian di Tiongkok akibat azab?

Inilah penjelasanya:

Baca Juga: Yuan Tiongkok Menguat, Dolar Amerika Terpuruk Jatuh ke Level Terendah

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, foto tersebut bukanlah tampilan visual orang-orang yang meninggal karena azab, termasuk bukan karena covid-19 di Tiongkok.

Foto tersebut merupakan foto miliki kantor berita Reuters tentang proyek seni pertunjukkan di Jerman pada 24 Maret 2014.

Pertunjukkan seni ini merupakan upaya mengenan sebanyak 528 korban kemah konstentrasi Katzbach Nazi di Frankfurt, Jerman 24 Maret 1945.

Baca Juga: Twitter Hapus Ratusan Akun yang Dianggap Ganggut Debat Capres AS

Sebagaimana diperiksa oleh pemeriksa fakta AFP, telah berkali-kali tersebar di media sosial oleh banyak pengguna di beberapa negara termasuk Indonesia.

Foto itu dikaitkan dengan korban wabah covid-19 di Tiongkok, dan di beberapa negara lain.

Dari kasus ini, mengingatkan bagi para pengguna media sosial untuk bisa lebih teliti dalam mendapatkan informasi.

Baca Juga: Tim GTPP Kota Kupang Temukan Klaster Baru Covid-19 dari Karyawan Bank

Tentu juga memilah media informasi yang terpecaya. Media yang memberikan data, dan fakta sebagai modal sebuah informasi kebenaran. Kemudahan akses informasi bagi masyarakat memiliki dampak buruk juga.

Hal itu menjadi ‘pekerjaan rumah’ bagi semua pihak untuk mampu memberikan edukasi, dan pemahaman lebih lanjut mengenai penggunaan media sosial.

Serta pemanfaatan dari media sosial. Bahan, renungan bagi pembaca bahwa tidak semua yang ada di internet itu fakta, dan benar.

Baca Juga: Thanon Aria Ajak Humas Pemerintah jadi Sumber Informasi Pilihan Publik

Perlu kemampuan menganalisis dari pengguna dalam menyerap informasi. Informasi yang tidak benar, dapat menimbulkan kesalah pahaman, provokasi, dan fitnah di kalangan masyarakat.

Chaos ialah salah satu yang tidak di harapkan semua orang. Benih- benih kebencian akan tumbuh. Bijak dalam membaca, memberikan informasi.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x